Geliat Yola di Tambak Warga

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa Prodi Akuakultur Universitas Malikussaleh, Yola Afrilia, belajar menjala ikan di tambak warga di Desa Meunasah Geudong Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara, beberapa waktu lalu. Foto: Ist.

SELAMA 25 hari berada di lokasi Kuliah Kerja Nyata, dimanfaatkan Yola Afrilia untuk mendapatkan tambahan ilmu yang tidak diperoleh di bangku kuliah. Mahasiswa Prodi Akuakultur Universitas Malikussaleh itu menjaring berbagai pengalaman ketika ikut mengelola tambak milik warga dan mengenal sejumlah penyakit yang menyerang udang hasil budi daya.

Yola yang melaksanakan KKN di Desa Meunasah Geudong Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara, membantu sambil belajar tentang pengelolaan tambak. Menurutnya, Meunasah Geudong identik dengan perkampungan tambak udang karena dari areal luas gampong 300 hektar, 200 hektar di antaranya berupa tambak.

“Mayoritas warga Meunasah Geudong memang memiliki mata pencaharian sebagai petani tambak. Mereka membudidayakan ikan, udang, kepiting, dan banyak lagi,” ungkap Yola Afriani, beberapa waktu lalu.

Selama berbaur dengan petani tambah, Yola mengaku belajar banyak hal seperti cara mengelola tambak dengan cara profesional. Ia melihat ada beberapa faktor yang memengaruhi kualitas hasil panen petani tambak seperti kecukupan oksigen dalam air tambak dan PH air yang stabil.

“Tapi cuaca yang di luar kendali petani tambak terkadang menjadi permasalahan juga karena menentukan kualitas dan kuantitas hasil budi daya. Kadang cuaca menyebabkan air surut, kemarau, atau banjir. Kualitas air untuk budi daya udang sangat perlu diperhatikan karena udang rentan terkena penyakit,” jelas Yola lagi.

Menurutnya, penyakit udang yang sering terjadi di Meunasah Geudong adalah white spots syndrome (WSS) atau biasa disebut penyakit bintik-bintik putih. Serangan penyakit bisa menyebabkan udang di tambak gagal panen dan petani mengalami kerugian, baik dalam bentuk finansial, tenaga, maupun waktu.

Oleh karena itu, “Saya berdiskusi dan sekaligus melakukan sosialisasi bagaimana menyelesaikan masalah tersebut, dan bagaimana  meningkatkan produksi tambak serta mengurangi risiko variabel kematian dalam tambak. Salah satunya dengan cara semi intensif dikarenakan faktor tanah yang sudah tercemar.”

Demikian juga dengan petani bandeng. Yola mendengar keluhan petani yang melakukan budi daya bandeng. Mereka mengeluh hasil panen yang biasanhya diperoleh 3-4 bulan sekali, sekarang ada petani yang mengeluh baru bisa melakukan panen enam bulan sekali.

Hasil panen tidak sesuai target. Saya menyarankan petani memberikan pupuk yang sesuai agar pakan alami dapat tumbuh. Selain itu, petani tambak juga harus rutin memberi pakan tambahan berupa pelet yang sesuai dengan bukaan mulut ikan,” tambah Yola yang mendapatkan ilmu tersebut dari dosen dan berbagai referensi.

Yola mengaku bersemangat berada di tengah warga dan mendapat kesempatan mempraktekkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. Ia belajar banyak hal di lapangan seperti menangkap ikan dengan menggunakan jaring.

Selain fokus pada pengelolaan tambak, Yola juga berkecimpung pada program pencegahan penyebaran Covid-19 di Meunasah Geudong. Ia ikut membuat sabun cuci tangan dengan bahan dasar alami seperti daun sirih dan jeruk nipis. “Ini program yang umumnya dilaksanakan mahasiswa KKN,” kata Yola lagi.

Dosen pembimbing Lapangan (DPL) Jufridar MSM, menyebutkan pengalaman Yola selama KKN bisa menjadi sumber penelitian dalam menyelesaikan skripsi yang sesuai dengan program studi. “Tentunya dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing nanti,” kata Jufridar, dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh.

Ia mengharapkan, hasil pelaksanaan KKN tidak sebatas menyelesaikan kewajiban sehingga tidak berdampak kepada mahasiswa. “Jika pengalaman selama KKN ditindaklanjuti dengan penelitian untuk skripsi, hasilnya tentu bisa optimal,” tandas Jufridar.

Sementara Keuchik Meunasah Geudong, Zainal Abidin, mengaku kedatangan mahasiswa KKN di gampongnya ikut membantu warga, selain mahasiswa juga mendapatkan pengalaman berharga. “Mahasiswa juga ikut membenahi tambak warga dan melakukan sosialisasi pencegahan korona,” tandas Zainal Abidin. [Kurniawati]

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar