Jalan Melingkar Prodi Perminyakan

SHARE:  

Humas Unimal
Universitas Malikussaleh melakukan pemetaan awal bersama Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) untuk membentuk Prodi Perminyakan di Kampus Lancang Garam, Lhokseumawe, Kamis (16/7/2020). Foto: Bustami Ibrahim.

KEHADIRAN Prodi Perminyakan di Universitas Malikussaleh dinilai sesuai dengan potensi daerah dan posisi kampus tersebut yang mengkhususkan diri di sektor migas, antara lain dengan keberadaan Migas Center yang diresmikan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Namun, semua pihak di Universitas Malikussaleh harus menempuh jalan melingkar untuk mewujudkan kehadiran prodi tersebut.

Pembantu Rektor IV Bidang Kerja Sama, Dr Azhari, mengakui meski sudah terlambat, kelahiran Prodi Perminyakan masih tetap relevan dengan kondisi kekinian. “Kalau lahir ketika masih banyak gas di Arun, tentu lebih baik. Tapi tidak ada istilah terlambat dalam pendidikan,” katanya ketika membuka pemetaan awal Pembentukan Prodi Perminyakan di Kampus Unimal Lancang Garam, Lhokseumawe, Kamis (16/7/2020).

Dalam pertemuan yang juga dihadiri Zulfikar dari Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Azhari menjelaskan dukungan BPMA sangat signifikan dalam pembentukan Prodi Perminyakan.

Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Herman Fithra Asean Eng, yang juga hadir dalam pertemuan minimalis tersebut, menjelaskan bahwa Prodi Perminyakan di Unimal memiliki potensi akreditasi unggul dengan cepat sejauh memenuhi empat persyaratan.

Keempat persyaratan tersebut adalah, adanya MoU dengan BPMA dan itu sudah ada meski secara gelondongan dibuat dengan empat universitas lain di Aceh. Kemudian kerja sama dengan universitas yang masuk 100 besar dunia dan itu sedang dirintis, penyusunan kurikulum bersama antara Unimal, BPMA, dan perusahaan yang bergerak di sektor migas. Dan terakhir adanya perusahaan yang siap menampung alumni Prodi Perminyakan.

“Keempat persyaratan itu bisa dipenuhi Unimal dengan dukungan dari Pemerintah Aceh dan BPMA. Sebelumnya, Pak Gubernur (Aceh) juga sudah menyatakan dukungannya untuk kelahiran Prodi Perminyakan (di Unimal),” ujar Herman yang berterima kasih atas dukungan penuh BPMA selama ini, sekarang, dan di masa mendatang.

Menurut Rektor, bukan hanya Prodi Perminyakan yang sedang digarap Unimal, tetapi ada sejumlah prodi terkait lainnya. Namun, keberadaan prodi baru tersebut diarahkan untuk mendukung kekhususan Unimal di sektor migas. “Unimal tidak berkonsentrasi pada prodi yang sudah ada di perguruan tinggi lain,” tandas Herman.

Sejalan dengan pertemuan pihak Kehumasan Unimal dengan Ketua BPMA, Teuku Faisal, beberapa waktu lalu, Zulfikar mengatakan pihaknya mendukung kehadiran Prodi Perminyakan di Unimal. “Kita memetakan apa yang sudah dimiliki, belum dimiliki, dan harus dimiliki Unimal untuk pembentukan Prodi Perminyakan,” jelas Zulfikar.

Menurut Ketua Prodi Teknik Material, Dr Zulnazri, sebelumya sudah diajukan borang pembentukan Prodi Perminyakan ke Dirjen Dikti, tetapi belum memenuhi syarat karena belum ada tenaga pengajar khusus migas di Unimal. “Sekarang kita harus mulai dari nol dan memenuhi semua ketentuan, termasuk tenaga pengajar dan kurikulum,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, ia menampilkan kurikulum Prodi Perminyakan dan sempat mendapat masukan konstruktif dari Zulfikar. Namun, Zulfikar meminta kurikulum tersebut tidak diubah dulu sebelum mendapatkan masukan dari para ahli dalam focus group disscusion (FGD) yang direncanakan digelar medio Agustus mendatang.

Mengenai nomenklatur Prodi Perminyakan, Zulnazri menyebutkan tidak bisa disesuaikan karena sejalan dengan ketentuan di Dirjen Dikti. Meski nanti lebih terkonsentrasi dengan gas, nomenklatur  tetap harus menggunakan Prodi Perminyakan.   

Sedangkan Ketua Prodi Pendidikan Fisika, Dr Rozanna Dewi, mengharapkan BPMA juga menjembatani kebutuhan tenaga pengajar dari perusahaan yang melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Aceh, selain dari BPMA sendiri yang memiliki banyak ahli bidang migas lulusan universitas terkemuka di dalam dan luar negeri.

“Kami juga berharap BPMA menghubungkan Unimal dengan perusahaan terkait peluang kerja sama dan penggunaan laboratorium. Dengan adanya kerja sama ini memberi nilai tambah bagi akreditasi Prodi Perminyakan nanti,” ujar Rozanna Dewi yang akrab disapa Nona.

Dosen cantik yang juga peneliti plastik ramah lingkungan ini juga mengharapkan penyusunan kurikulum bisa sejalan dengan semangat kurikulum Kampus Merdeka yang sedang digalakkan Kemendikbud. “Ini menjadi kesempatan merevisi kurikulum agar sejalan dengan konsep Kampus Merdeka,” tandas Nona.

Tampaknya jalan melingkar itu sudah melintasi beberapa tikungan meski perjalanannya masih panjang untuk sampai ke terminal; Prodi Perminyakan. Namun setidaknya seluruh pihak yang terlibat sudah berada dalam jalur yang benar. [Ayi Jufridar]

Baca juga: Bertemu Kepala Kantor Staf Presiden, Tim Unimal Bahas Prodi Baru dan Lahan Hibah


Berita Lainnya

Kirim Komentar