Ini Tips Menulis Dari Dosen Unimal Saat Jadi Narasumber di Kongkow Konsulat AS

SHARE:  

Humas Unimal
Kongkow Konsulat, sebuah acara yang dikelola Konjen Amerika Serikat yang menghadirkan dosen Universitas Malikussaleh, Ayi Jufridar, dalam tema Menulis Cerpen Dalam Sekali Duduk. Foto: Kurniawati.

UNIMALNEWS | Medan – Menulis cerita pendek atau cerpen bisa diselesasikan dalam sekali duduk dengan konsep menulis cepat dan fokus pada tulisan. Namun, skill menulis cepat untuk bisa menyelesaikan cerpen dalam sekali duduk membutuhkan kedisiplinan dan latihan yang terus-menerus.

Demikian antara lain materi yang disampaikan Ayi Jufridar ketika menjadi narasumber dalam acara Kongkow Konsulat melalui akun Instagram Konsulat Jenderal Amerika Serikat @konsulatasmdn, Rabu (23/7/2020).

Kongkow Konsulat tentang Menulis Cerpen Dalam Sekali  Duduk dipandu langsung Konjen AS yang kini berada di Amerika Serikat, Guy Margalith. Sebelum memulai diskusi, Guy yang fasih berbahasa Indonesia memperkenalkan Ayi Jufridar kepada peserta. Antara lain Guy menjelaskan latar belakang Ayi Jufridar yang pernah mengikuti sejumlah kegiatan sastra di dalam negeri serta alumni International Visitor Leadership Program (IVLP) di Amerika tahun 2012.

“Sekarang Ayi Jufridar mengajar di Universitas Malikussaleh. Saya ingin ke sana suatu saat nanti. Tapi entah kapan,” ujar Guy sambil tertawa.

Dalam pemaparannya, Ayi Jufridar menjelaskan konsep menulis cerpen dalam sekali duduk sudah sering dilakukannya dan karya-karya tersebut sudah dipublikasi media cetak nasional dan daerah. “Menulis cerpen bisa sekali duduk, tapi bukan berarti terburu-buru. Sediakan waktu cukup untuk mengedit dan merevisi sampai naskah siap untuk dikirim ke media,” jelas Ayi.

Banyak panduan tentang menulis cepat yang bisa dengan mudah diperoleh. Namun, menurut Ayi sedikitnya ada tujuh tips yang dibutuhkan untuk menyelesaikan cerpen dalam sekali duduk. Tips tersebut adalah penulis harus memiliki ide dasar seperti konflik, karakter penokohan, setting.

“Ide dasar tersebut, konflik, tokoh, plot, sudah tergambar di pikiran dan tinggal menuangkan ke dalam tulisan. Untuk ending bisa ditemukan sambil jalan,” jelasnya.

Kemudian, bisa menulis dengan cepat, tidak mengedit sambil menulis, fokus dan konsentrasi, menyiapkan referensi (kalau perlu), mengedit  dan merevisi jika menemukan typo, kelemahan logika, konflik atau karakter kurang kuat, dll. Setelah itu, menurutnya naskah harus dibaca ulang dan diendapkan. Terakhir, kebiasaan menulis dalam sekali duduk harus dipupuk agar semakin terasah.

“Jangan buru-buru mengirim naskah tersebut ke media. Harus dibaca dulu dalam suasana yang berbeda, minimal empat kali. Bila perlu diendapkan dan dibaca ulang lagi, kalau sudah merasa cocok, baru mengirim. Jadi, menulis bisa sekali duduk, tapi untuk mempublikasikan naskah, tidak bisa sekali duduk,” tambah Ayi.

Beberapa peserta bertanya tentang writer’s block dan karya penulis yang direkomendasikan Ayi Jufridar baik di dalam maupun luar negeri. Menurut Ayi, writer’s block atau hambatan dalam menulis dialami semua penulis, termasuk penulis terkenal. Bedanya, penulis profesional tidak akan berhenti ketika mengalami hambatan.

“Mengatasinya bisa dengan membaca, menonton film, atau melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan menulis. Banyak tips dari penulis terkenal yang bisa ditiru cara mereka mengatasi writer’s block. Tapi cara yang paling ampuh adalah menemukan tips sendiri,” kata Ayi.

Para peserta Kongkow Konsulat, selain dari sejumlah penulis di Medan dan beberapa anggota komunitas penulis seperti Cendol (Cerita Menulis dan Diskusi Online) dan Indonesia Hive Community, juga ada mahasiswa Universitas Malikussaleh. Ketika ditanyakan saran bagi generasi muda untuk mengasah kemampuan menulis, Ayi menyarankan ada sejumlah platform yang bisa digunakan untuk mengembangkan passion, termasuk menulis.

“Salah satunya adalah Hive, platform berbasis blockchain yang memberikan reward bagi penggunanya berupa mata uang kripto yang bisa dikonversikan ke rupiah maupun dollar,” tandas Ayi. [kur]

Baca juga: Dosen Unimal Jadi Narasumber di Konsulat AS  


Kirim Komentar