Identitas, Kreativitas dan Kolaborasi Adalah Kunci Wirausaha Muda

SHARE:  

Humas Unimal
Program Studi Antropologi FISIP Universitas Malikussaleh melaksanakan webinar melalui aplikasi Zoom.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh melaksanakan webinar dengan tema Inovasi, Kewirausahaan Sosial dan Ketahanan Nasional , Senin, (24/8/2020).

Dekan FISIP, Dr M. Nazaruddin menyampaikan, saat ini inovasi dan kewirausahaan sosial menjadi elemen penting dalam ketahanan nasional dan menjadi solusi yang dapat dilaksanakan oleh sivitas akademika untuk turut serta bersama masyarakat melaksanakan dharma perguruan tinggi.

"Artinya, dengan elemen tersebut, sivitas akademika dapat merobohkan dinding pembatas yang selama ini menjadi stigma bagi para akademisi yang nyaman berada di ‘menara gading’ sistem pendidikan dan pengetahuan," katanya saat membuka acara tersebut.

Pada kesempatan itu, Siska Hasibuan MPd salah seorang narasumber mengatakan, ada tiga kunci utama yang harus ada dalam jiwa wirausaha muda yang ingin terjun menuju samudra biru e-commerce, yaitu identitas, kreativitas dan kolaborasi.

Tiga hal itu menjadi modal utama yang harus dimiliki oleh para wirausaha muda untuk bersaing dengan potensi yang cukup besar pada pasar pada produk berbasis ide kearifan lokal.

"Salah satu contohnya, seperti mumu butikue yang memfokuskan produknya pada segmen pasar kue dan penganan yang memiliki khas geografis dan etnik," katanya.

Selain identitas, antropreneurship itu juga menyebutkan, kreativitas menjadi hal penting yang dapat membedakan kekhususan produk tertentu.

"Di sini, Kolaborasi juga penting, karena daya saing yang cukup tinggi saat ini serta signifikansinya pada perkembangan informasi menjadikan kolaborasi sebagai instrumen penting bagi seseorang wirausaha untuk menciptakan produk sendiri," sebutnya.

Kegiatan itu mengundang tiga narasumber lainnya yaitu Ketua UPT Inovasi dan Inkubator bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Rusydi Abubakar . Kemudian, Ruslan dari Moslem design Community yang juga merupakan digital entrepreneur,  dan yang terakhir Hidayat MSi yang konsen terhadap riset-riset kewirausahaan sosial dan ketahanan nasional.

Pada pemaparannya, Ruslan memberikan saran yang sangat praktis kepada pada peserta yang hadir secara daring melalui Zoom. Menurutnya, banyak kelebihan dari hadirnya ekonomi digital saat ini, salah satunya modal tidak lagi menjadi elemen utama dalam upaya untuk menjadi wirausaha muda berbasis digital.  Apalagi dengan perubahan besar preferensi kerja generasi saat ini, yang kerja tidak selalu dilihat dari prestise yang hanya bernilai simbolis. Namun lebih dari itu, kerja adalah sebuah jalan pengabdian.

"Saat ini dibutuhkan dua hal saja untuk terus berada pada track yang benar jika tidak ingin digilas oleh zaman, yaitu terus belajar baik secara autodidak atau konsisten dan disiplin mengerjakan sesuatu. Insya Allah, sukses di depan mata," ungkapnya.

Sementara, Hidayat menyebutkan, peran generasi muda dalam upaya berkontribusi terhadap keutuhan dan ketahanan nasional sebagai suatu kondisi dinamis itu penting. Karena secuil apapun peran yang dilakukan oleh generasi muda dalam mengisi kemerdekaan ini akan berdampak bagi dinamika ketahanan nasional, seperti salah satunya kegiatan webinar yang dilaksanakan ini.

"Dengan adanya nilai-nilai positif yang bersumber dari inovasi akan berdampak terhadap kepemimpinan generasi muda untuk terus menyelesaikan berbagai persoalan dimensional bangsa ini tanpa saling menyalahkan dan hanya berfokus pada upaya yang berdampak secara sosial," sebutnya.

Ketua Prodi Antropologi, Abdullah Akhyar Nasution dalam sambutannya mengatakan, Antropologi berencana untuk mengembangkan etnopreneurship sebagai salah satu keunggulan yang dimiliki oleh lulusan antropologi universitas Malikussaleh. Apalagi saat ini antropologi sedang menyusun kurikulum merdeka belajar dengan menitikberatkan kompetensi lulusan memiliki jiwa wirausaha muda berbasis kecerdasan dan kearifan lokal.

"Peluang tersebut sangat terbuka bagi lulusan antropologi, apalagi secara khusus antropologi meneliti tentang kearifan lokal yang pengembangannya dapat diasah di mata kuliah etnopreneurship ," tutupnya.[tmi]


Kirim Komentar