Belajar Online Yes, Pengaruh Negatif Internet No!

SHARE:  

Humas Unimal
Wulan Nuzul Qoriati Br Siregar, mahasiswi Pendidikan Fisika. Peserta KKN PKP Angkatan XXVIII Universitas Malikussaleh.

Oleh Wulan Nuzul Qoriati Br Siregar

SAAT  ini penggunaan gadget pada anak-anak sudah merupakan sebuah kebutuhan, terlebih pada saat pendemi Covid 19 merebak di negeri ini di mana anak-anak belajar dengan bantuan gadget.

Penggunaan gadget pada anak tentu saja membawa dampak positif dan negatif dalam implementasi proses pembelajaran dan pembentukan diri mereka di zaman milenial seperti saat ini. Sekarang sudah mulai ada muncul kekhawatiran dari orang tua khususnya di tingkat Sekolah Dasar akan dampak negatif dari penggunaan gadget dengan durasi yang cukup lama.

Apakah anak-anak  benar-benar belajar atau malah membuka aplikasi lain yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran di sekolah?

Kontrol orang tua
Berikut ini, penulis  mencoba menyampaikan beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam melindungi anak-anak  dari pengaruh negatif internet khususnya dalam melaksanakan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) seperti yang kita lalui sekaran ini.

Aktifkan parental kontrol. Pada dasarnya perusahaan teknologi yang kita gunakan saat ini sudah menyediakan menu perlindungan untuk anak. Bagaimanapun, smartphone bukanlah diciptakan untuk anak-anak tetapi untuk orang dewasa. Dan sekalipun digunakan oleh anak-anak, untuk kontrol aplikasi tetaplah di orang tua. Bukan diserahkan keseluruhan kepada anak-anak karena sangat rentan dengan penyalahgunaan internet.

Tujuannya agar melindungi anak-anak kita dari pengaruh negatif internet bukan karena kita ingin membatasi mereka tetapi karena anak-anak generasi saat ini adalah pemilik dari generasi teknologi sehingga tidak mudah untuk membatasi mereka akan penggunaan teknologi seperti sekarang.

Menunya sendiri  dapat kita ketahui  melalui aplikasi  Play Store -  menu setting -- Parental Controls - Scroll ke kiri untuk mengaktifkan- masukkan nomor PIN - OK. Dengan mengaktifkan menu atau aplikasi  ini kita sebagai orang tua dapat mengontrol aplikasi apa saja yang telah diunduh (download). Sebab jika mereka mencoba men-download maka dia akan otomatis meminta PIN di mana hanya orang tua yang mengetahui nomor tersebut.

Artinya,  di sini  orang tua dapat mengontrol kegiatan anak di dunia internet dengan mudah.

Aplikasi proteksi
Selanjutnya yang dapat kita lakukan aktifkan restrictions pada Youtube. Youtube merupakan salah satu sarana hiburan anak-anak saat ini bahkan saat ini anak-anak lebih senang melihat Youtube daripada menonton TV.

Tetapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa perlindungan pada Youtube sangat lemah sehingga agak sulit untuk memfilter mana video yang layak ditonton untuk anak-anak mana yang tidak layak untuk ditonton oleh anak-anak. Karena itu salah satu langkah yang dapat kita lakukan adalah memastikan bahwa menu restrictions pada Youtube diaktifkan.

Caranya sangat mudah sekali dan dengan mengaktifkan ini minimal kita sudah memberikan batasan kepada anak-anak akan konten  Youtube yang dia tonton yang dengan sendirinya kita sudah mengedukasi mereka bahwa ada batasan dalam menggunakan aplikasi dalam smartphone mereka.

Tambahkan aplikasi protection. Saat ini sudah banyak sekali aplikasi-aplikasi yang muncul di internet yang dapat digunakan untuk melindungi anak dari pengaruh negatif internet. Seperti Kids Place, Kids Zone, dan aplikasi lain yang tujuanya adalah melakukan pembatasan terhadap penggunaan gadget (Butar, 2020 ).

Hal tersebut dapat juga diterapkan untuk membantu orang tua dalam mengontrol gadget yang digunakan oleh anak.

Salah satu hal yang paling efektif menurut penulis adalah dengan melakukan komunikasi secara langsung kepada mereka beri mereka waktu dan ruang sehingga mereka dapat bercerita tanpa batasan tempatkan diri sebagai teman, sahabat dan keluarga sehingga membuat mereka terbuka agar anak secara perlahan terlepas dari internet .

Salah satu contohnya adalah dengan membuat kesepatakan mulai dari pukul 19.00 – pukul 21.00 semua menyimpan gadgetnya termasuk orang tua dan mulailah saling berkomunikasi.

Hal ini akan mengedukasi kepada anak-anak bahwa ada batasan kita dalam menggunakan teknologi dan komunikasi secara langsung dengan menggunakan teknologi yang tercanggih yang telah disediakan oleh Tuhan kepada setiap manusia yaitu mulut dan telinga. Teknologi inilah yang terbaik dibandingkan ciptaan manusia. Kalau sudah ada teknologi ciptaan Tuhan, lalu untuk apa kita menggantungkan komunikasi kita kepada teknologi ciptaan manusia?

Sebenarnya teknologi itu hanyalah alat bantu untuk kita tidak tepat jika kita menggantungkan segala sesuatunya kepada teknologi. Kembalilah kepada teknologi tercanggih yang telah diberikan Tuhan kepada kita yang tidak ada tandingannya saat ini.[]

***

Wulan Nuzul Qoriati Br Siregar, mahasiswi Pendidikan Fisika. Peserta KKN PKP Angkatan XXVIII Universitas Malikussaleh di bawah dosen pembimbing lapangan (DPL) Dr Hamdani.


Berita Lainnya

Kirim Komentar