Dukungan BPMA dan Prodi Perminyakan yang kian Nyata

SHARE:  

Humas Unimal
universitas Malikussaleh dan Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) melaksanakan focus group discussion (FGD) di Kampus Bukit Indah, Rabu (18/11/2020). Foto: Ayi Jufridar

BADAN Pengelolaan Migas Aceh atau BPMA mendukung sepenuhnya pembentukan Program Studi Perminyakan di Universitas Malikussaleh. Dukungan BPMA diyakini akan mempercepat terbentuknya program studi tersebut dan diharapkan bisa terwujud pada 2021 mendatang.

Bentuk dukungan dari BMPA bukan sekadar memorandum of understanding (MoU) yang sudah pernah dibuat antara BPMA dengan sejumlah perguruan tinggi di Aceh, termasuk Universitas Malikussaleh. Namun, termasuk penyediaan sumber daya manusia dari BPMA sebagai tenaga pengajar di Prodi Perminyakan Unimal.

Hal itu ditegaskan Pembantu Rektor IV Bidang Kerja Sama Universitas Malikussaleh, Dr Azhari, setelah mengikuti focus group discussion (FGD) antara tim pembentukan Prodi Perminyakan di Unimal dengan Adi Yusfan dan Dr Iskandar Fahmi dari BPMA. “Dengan dukungan BPMA dan stakeholder lain di Aceh dan nasional, insya Allah pada 2021 sudah terbentuk Prodi Perminyakan,” ujar Azhari, Jumat (20/11/2020).

Menurutnya, sejauh ini Unimal terus menyiapkan berbagai persyaratan untuk pembentukan prodi tersebut. pembentukan borang sudah dilakukan sejak awal 2020 dan kini terus dilakukan penyempurnaa.

Sebelum FGD yang dilakukan di Kampus Bukit Indah, Rabu (18/11) lalu, juga telah dilakukan beberapa kali pertemuan dengan BPMA, termasuk dengan Ketua BPMA, Teuku Mohammad Faisal di Banda Aceh. “Prinsipnya, BPMA sangat kehadiran Prodi Perminyakan di Unimal,” tambah Azhari.

Baca juga: Jalan Melingkar Prodi Perminyakan

Dalam FGD tersebut,  Deputi Perencanaan Bisnis BPMA, Adi Yusfan, menyatakan pihaknya juga siap menjembatani antara Universitas Malikussaleh dengan perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di Aceh. “Namun, sejak pandemi Covid-19, akses ke KKKS memang agak terbatas,” ungkap Adi.

Dr Zulnazri dari Universitas Malikussaleh yang hadir dalam FGD tersebut menyebutkan, ada beberapa perubahan aturan yang membuat pembentukan prodi tertentu lebih sulit, seperti perminyakan. “Termasuk persyaratan tentang tenaga pengajar yang memiliki spesifikasi minyak dan gas. Minimal ada tiga dosen yang berlatar migas,” ujar Zulnazri yang kini menjabat sebagai Ketua Prodi Teknik Material.

Sementara Dr Rozanna Dewi yang juga berada dalam tim pembentukan Prodi Perminyakan, mengatakan pihaknya juga membutuhkan masukan dari BPMA mengenai mata kuliah yang masih relevan dengan Prodi Perminyakan. “Jenis mata kuliah setiap semester yang sudah kami susun, masih harus dikritisi pihak BPMA yang lebih berpengalaman,” ujar Rozanna.

Deputi Perencanaan BPMA, Dr Iskandar Fahmi, mengatakan tenaga pengajar dengan sepsifikasi yang dibutuhkan Prodi Perminyakan tersedia di BPMA. “Masalahnya adalah kesesuaian waktu sehingga SDM di BPMA bisa mengajar di Unimal,” ujar alumni ITB Bandung tersebut.

Secara terpisah, Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Herman Fithra Asean Eng, menyebutkan Prodi Perminyakan sejalan dengan keberadaan Migas Center di Unimal yang didukung pemerintah dan berbagai perusahaan migas. Menurutnya, isu migas masih relevan di Aceh hingga saat ini. “Selain masih banyak sumber-sumber migas baru, keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Arun juga sangat mendukung,” katanya.

Dukungan kelahiran Prodi Perminyakan di Universitas Malikussaleh juga beberapa kali disampaikan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.  Ketika meresmikan Migan Center di Kampus Bukit Indah, hal itu pernah disampaikan Nova. Demikian juga dalam wawancara khusus Unimalnews di Pendopo Wakil Gubernur di Banda Aceh, Juni.  [Ayi Jufridar]

Baca juga: Nova Iriansyah: Unimal Bisa Fokus pada Studi Perminyakan


Berita Lainnya

Kirim Komentar