Rektor Unimal dan Rektor IAIN Sorong Bincangkan ini dalam Kegiatan Nota Kesepahaman

SHARE:  

Humas Unimal
Rektor Unimal, Dr Herman Fithra dan rombongan sedang diajak berkeliling melihat pembangunan IAIN Sorong. Foto : Bustami Ibrahim

UNIMALNEWS | Sorong – Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Ir Herman Fithra, ASEAN Eng melakukan pertemuan dengan Rektor IAIN Sorong, Dr Hamzah, MAg di kampus terpadu IAIN Sorong di Kablim, Sorong Timur, Kota Sorong, Papua pada Senin (21/10/2020). Pertemuan ini juga dirangkai dengan kegiatan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Unimal dan IAIN Sorong.  Sebelum melakukan kegiatan MoU, pihak Unimal diajak untuk melihat proyek pembangunan IAIN Sorong yang hampir rampung seluruh pelaksanaannya, kecuali mesjid kampus.

Dalam sambutannya, Rektor IAIN, Dr Hamzah merasa tersanjung atas kunjungan dari Unimal. Ia mengatakan kampus yang memiliki luas 9,5 hektar ini baru berubah statusnya menjadi IAIN setelah dari sebelumnya STAIN. Ia mengatakan sedang memacu pembangunan agar pada tahun depan dapat digunakan mahasiswa untuk proses belajar-mengajar yang akan berlangsung secara luring atau langsung.

Rektor IAIN Sorong menyatakan institusi yang dipimpinnya ini memiliki komitmen melakukan pengembangan keilmuan yang berkhidmat pada nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kepapuaan. Jadi IAIN Sorong tidak lepas memikirkan tentang pembangunan Papua dalam disiplin keilmiahan yang bersifat islami.

“Papua harus dibangun dengan cara baru yang tidak sama dengan pendekatan era 70an, 80an, atau 90an. Kita harus membangun dengan cara baru, yaitu tidak melakukan pola eksklusi, tapi inklusi dengan melibatkan seluruh warga Papua Barat yang mencintai Indonesia,” ungkap Hamzah. Ia juga menganggap bahwa proses hubungan kerja sama Aceh dan Papua Barat ini akan makin memajukan kedua daerah paling Barat dan Timur ini.

Dalam sambutannya, Rektor Unimal, Herman Fithra ikut memperkenalkan Universitas Malikussaleh, yang awalnya adalah perguruan tinggi swasta. Didirikan pada 12 Juni 1969 atau telah berumur 51 tahun. Awalnya dinamakan dengan Akademi Ilmu Syariah. Lembaga pendidikan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Universitas Malikussaleh dan STAIN Malikussaleh yang kini bernama IAIN Lhokseumawe.

Herman Fithra juga mengatakan bahwa Unimal hidup dan berkembang di era konflik. Proses konflik itu ikut mematangkan masyarakat Aceh dalam memikirkan masa depannya, dan tidak ada cara lain kecuali melalui pendidikan. Makanya ketika Unimal dinegerikan pada tahun 2001 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, tapi diresmikan di era Presiden Megawati, sudah menabalkan sebagai upaya memajukan pendidikan untuk memperkuat perdamaian.

Gus Dur memiliki peran penting, baik dalam membangun perdamaian Aceh dan juga pengembangan pendidikan di Aceh Utara melalui percepatan penegerian Unimal. Sejak saat itu Unimal terus memacu diri untuk menjadi PTN unggul. Kerja sama ini menjadi bagian untuk memperkuat institusi, sesuai dengan moto Kampus Merdeka Merdeka Belajar, dengan membuka peluang agar sebanyak mungkin lembaga pendidikan di tempat lain bisa belajar di Unimal.

Demikian pula Unimal juga bisa merasakan keunggulan pendidikan dan proses pembelajaran di perguruan tinggi lain. Unimal juga memiliki komitmen untuk ikut memajukan pendidikan anak-anak Papua, dengan mengundang mahasiswa dari Papua dan Papua Barat untuk mengenyam pendidikan di Serambi Mekkah ini, yang telah dijalankan komitmen tersebut selama beberapa tahun terakhir.

Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama ini dilakukan oleh kedua rektor, dan disaksikan oleh Pembantu Rektor IV Dr Azhari, Pembantu Rektor III Dr Baidawi, Kepala UPT Kehumasan dan Hubungan Eksternal Teuku Kemal Fasya, dan Sekretaris UPT Kehumasan Riyandhi Praza dari pihak Unimal. Adapun dari pihak IAIN Sorong disaksikan oleh Wakil Rektor I Dr Muhammad Rusydi MPd, Wakil Rektor III Drs Umar Sulaiman,MPd, Direktur Pascasarjana Dr Surahman Amin Lc MA, dan Kabag Akademik, Umum, dan Keuangan Hasbullah PhD.  [tkf]

 


Kirim Komentar