Rektor Unimal Sampaikan Duka Mendalam Atas Kepergian BJ Habibie

SHARE:  

Humas Unimal
Rektor Universitas Malikussaleh,Dr Herman Fithra. Foto Bustami Ibrahim

UNIMALNEWS | Jakarta -  Innalillahiwainnailahirajiun. Rektor Universitas Malikussaleh,Dr Herman Fithra, menyampaikan duka  mendalam atas wafatnya Presiden ke-3 Republik Indonesia  Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie).

Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia setelah dua pekan belakangan dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).

"“Innalillahiwainnailaihirajiun. Mewakili segenap sivitas akademika Unimal Saya menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Presiden Republik Indonesia ke 3 Bapak BJ Habibie. Indonesia kehilangan putra terbaik bangsa. Insya Allah, khusnul khatimah,” ujar Herman Fithra setelah mendapat kabar kepulangan BJ Habibie dari media.

Menurutnya, BJ Habibie merupakan sosok yang sangat berjasa bagi rakyat Aceh. Di awal Reformasi, BJ Habibie turun langsung ke Aceh untuk menyelesaikan beberapa persoalan di masa Orde Baru. “Pada masa Pak Habibie menjadi Presiden, banyak tahanan politik yang dilepas. Pak Habibie adalah negarawan yang menyelesaikan persoalan bangsa dengan pendekatan kemanusiaan,” tambah Rektor Universitas Malikussaleh.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 44/1999 Tentang Penyelenggarara Keistimewaan Aceh, tak lepas dari peran BJ Habibie. Pada masa itu, Presiden Habibie juga membentuk tim khusus untuk penyelesaian kasus Aceh.

Dalam bidang jurnalistik, BJ Habibie merupakan pendukung kebebasan pers setelah mencabut persyaratan izin SIUPP dan memastikan tak adanya pembreidelan dengan lahirnya UU No.40/1999 Tentang Pers. “Jadi, Pak Habibie juga pahlawan bagi kebebasan pers,” ujar Rektor Unimal.

Selain itu, Herman menilai BJ Habibie seorang insinyur paling sukses dalam sejarah bangsa Indonesia. “Keberhasilan beliau membuat puluhan paten, menjadi inspirasi banyak generasi muda,” kata Herman lagi.

Tambah Herman, BJ Habibie yang merupakan peraih gelar Doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat cum laude pernah menjabat Menteri Ristek/BPPT selama 20 tahun, yang kemudian menjadi presiden Republik Indonesia ke 3 pada 21 Mei 1998.

"Semasa hidupnya beliau banyak memberikan contoh dengan perbuatannya, sehingga beliau menjadi idola dan panutan banyak anak muda dan masyarakat Indonesia, sampai dimasa tuanya masih memberikan inspirasi buat kita. Selamat jalan bapak demokrasi Indonesia, Insyaa Allah amal ibadah dan kebaikan beliau diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala yang setimpal serta ditempatkan di syurganya. Aamiin,"tambahnya.[ayi/tmi/tkf]


Berita Lainnya

Kirim Komentar