Tasya Bintang Maharani: Mengasah Kemampuan Vokal Melalui Sosial Media

SHARE:  

Humas Unimal
Tasya Bintang Maharani, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh. FOTO: DOK PRIBADI.

Suatu hari, seorang gadis belia kelas 5 SD melihat beberapa remaja bermain gitar dengan mahir dan menyanyikan beberapa lagu. Dia begitu kagum melihat remaja yang mahir memetik senar-senar gitar sambil menyanyi. Menurutnya kemampuan itu keren. Dia ingin mencoba, tetapi tidak berani.

Pulangnya, gadis belia itu minta dibelikan gitar kepada orang tua. Keinginan itu dipenuhi orang tuanya yang melihat semangat putrinya. Akhirnya, gadis kecil itu memiliki gitar sendiri dan mulai berlatih main gitar dari buku. Tidak ada kanal youtube seperti sekarang,” ungkap Tasya Bintang Maharani, sang gadis yang kini sudah menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh.

Tasya kecil yang saat itu masih menetap di Tanjungpura, Sumatera Utara, begitu gigih berlatih secara otodidak. Ada beberapa yang menyarankannya untuk masuk sanggar seni atau kursus musik. “Tapi saya lebih tertarik belajar secara melalui buku, menemukan keterampilan sendiri,” tambah Tasya yang kini tinggal di Hagu Teungoh, Kota Lhokseumawe.

Merasa sudah memiliki kemampuan di bidang tarik suara, Tasya memberanikan diri mengikuti beberapa ajang perlombaan di Lhokseumawe dan Medan, tanpa target apa pun. Hanya sekadar meramaikan saja. Keberanian itu muncul karena melihat ada beberapa peserta yang menurutnya memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan dirinya. “Saya merasa tertantang, makanya memberanikan diri untuk ikut,” tambah Tasya saat ditemui di Kampus Bukit Indah Universitas Malikussaleh, Rabu  (8/1/2020).

Di ajang lomba olah vokal tingkat SMK Negeri 1 Lhokseumawe, Tasya bisa meraih juara pertama. Namun ketika mengikuti ajang Bintang Radio pada 2015 dan 2016, Tasya gagal. Meski tidak menargetkan juara, tak urung ia kecewa juga.

Tasya juga pernah menguji kemampuan di audisi  The Voice ketika digelar di Medan, pada 2018 lalu. Waktu itu, ia juga tidak punya target menang karena sadar saingan sangat banyak. Lolos dalam beberapa tahap saja, sudah cukup baginya. “Targetnya, saya hanya ingin mendengar komentar dari dewan juri yang biasanya dari penyanyi terkenal. Masukan dari mereka tentunya sangat berguna,” kisah Tasya.

Baca juga: Nurhanifa: Membangun Startup Pupuk Cair untuk Produktivitas Gaharu

Namun, ia kembali harus menelan kecewa karena dewan juri bukan penyanyi terkenal seperti ajang Indonesia Idol yang mengundang dewan juri penyanyi top sejak seleksi di daerah. Ajang tersebut menggunakan dewan juri lokal sehingga Tasya tidak mendapat respon dari penyanyi profesional. “Padahal, target saya hanya itu.”

Untuk level yang lebih rendah, Tasya pernah meraih juara pertama kategori lagu islami pada Perlombaan Gebyar 1 Muharram 1434 H se-Kota Lhokseumawe pada 2012. Pada tahun sama, ia juga meraih juara pertama pidato bahasa Inggris dan pelaku seni terbaik di SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Sedangkan pada 2018, ia mendapatkan juara kedua vokal di Sosiologi Event Day Jilid 2 Universitas Malikussaleh. 

Dari beberapa kali mengikuti lomba, Tasya belajar banyak hal, terutama dalam membangun jaringan. Menurutnya, bermacam perlombaan sekarang ini di satu sisi menjadi ajang untuk mengasah keterampilan. Tapi peserta harus siap juga menerima berbagai hasilnya, agar jangan sampai down. “Memiliki jaringan itu sangat penting. Banyak orang sukses didukung jaringan, meski kemampuan diri juga penting,” tambah Tasya bernada filosofis.

Selain itu, Tasya mengaku lebih mengenal diri sendiri dari ajang lomba tersebut. Ia sadar, ketika mengikuti lomba harus total. “Tidak boleh setengah-setengah, nanti prestasinya juga tanggung.”

Belajar dari kegagalan di berbagai audisi, kini Tasya lebih memilih sosial media untuk mendapatkan masukan. Tanggapan dan kritik di sosial media juga media pembelajaran bagi Tasya, meski diakui kadang netizen termasuk juri yang kejam. “Kita harus sanggup di-bully,” pesannya. 

Berbeda dengan selebgram atau youtuber lain yang menargetkan konten dan jumlah pengikut, Tasya justru tidak memusingkan semua itu. Baginya, menikmati proses lebih membuatnya enjoy daripada membebani diri. Makanya ketika pertama kali mendapatkan honor dari menyanyi, ia merasa sangat bahagia. “Padahal, jumlahnya tidak seberapa,” ungkap pengagum Judika dan Demi Lovato tersebut.

Selain menyanyi, anak bungsu dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan itu juga mahir akting meski belum pernah masuk sanggar seni. Kemampuannya itu teruji ketika dalam mata kuliah Periklanan, aktingnya dinilai sangat alami dan mendapat pujian dari dosen dan mahasiswa. Di bidang menyanyi, Tasya mengaku belum bermimpi menciptakan lagu atau mengeluarkan album sendiri. “Tapi di bidang akting, saya ingin mengikuti casting suatu saat nanti. Semoga terwujud,” harap Tasya sambil tersenyum.[Ayi Jufridar]

Referensi: aceh.tribunnews.com 

Baca juga: Iqra Ramadhani: Ingin Sejahtera Bersama Seranting Coffee

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar