Mahasiswa Baru Kewirausahaan Dibekali Wawasan Kebangsaan

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa Prodi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengikuti pelatihan tentang wawasan kebangsaan secara daring, Sabtu (12/12/2020). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Sebanyak 30 mahasiswa baru Program Studi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengikuti pelatihan wawasan kebangsaan yang digelar Bagian Kemahasiswaan Universitas Malikussaleh.

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan wawasan tentang kebangsaan bagi mahasiswa baru yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa mendatang.

“Dengan memahami nilai-nilai kebangsaan, mahasiswa diharapkan memiliki rasa bangga dan cinta terhadap Tanah Air serta menghargai keberagaman,” ungkap Kepala Prodi Kewirausahaan FEB Unimal, Naufal Bachri MBA, Senin (14/12/2020).

Kegiatan yang berlangsung secara daring tersebut digelar pada Sabtu (12/12), menghadirkan dosen Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, Arnita MH, yang antara lain memaparkan aspek kebangsaan dari sisi histori dan tantangan yang dihadapi generasi muda di masa mendatang.

“Mahasiswa harus memahami sejarah perjuangan bangsa, sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan perjuangan pahlawannya,” ujar Arnita dalam webinar yang dipandu Naufal Bachri.

Sejumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut secara kritis mempertanyakan beberapa hal terkini. Ayu Safitri, misalnya, bertanya tentang makna satu payung di dalam keanekaragaman.

Ada juga pertanyaan dari Ghufran Mutahallil tentang kasus penembakan enam anggota Front Pembela Islam (FPI) jika dilihat dari aspek wawasan kebangsaan.  Sementara Yesi Pratiwi bertanya tentang upaya yang bisa dilakukan generasi mudah agar tidak melupakan sejarah di tengah tantangan zaman.

Merespon pertanyaan mahasiswa, Anita menjelaskan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai agama, suku, bahasa, adat istiadat tetapi tetap memiliki satu tujuan yaitu persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia memiliki satu bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.

Ia juga menjelaskan bahwa semua manusia punya hak untuk hidup. “Adik-adik mahasiswa tidak boleh berburuk sangka dan menuduh siapa yang bersalah terlebih dahulu sebelum keputusan pengadilan. Kita tunggu proses hukum selanjutnya,” ujar Arnita yang juga memotivasi mahasiswa agar menjadi generasi yang religius. [ayi]

Baca juga: Prodi Kewirausahaan Ubah Mindset Mahasiswa Menjadi "Job Creaters"


Berita Lainnya

Kirim Komentar