Dengarlah Suara Mantan untuk Ketajaman Visi Misi

SHARE:  

Humas Unimal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh menggelar rapat kerja membahas visi misi dan rencana strategis 2020 - 2024 di Banda Aceh, 19-20 Desember 2020. Foto: Ayi Jufridar

DALAM rapat kerja universitas, Agustus 2019 lalu, Rektor Universitas Malikussaleh Dr Herman Fithra Asean Eng meminta dua mantan rektor, Prof A Hadi Arifin dan Prof Dr Apridar untuk memberikan pandangannya. Pengalaman keduanya dalam membangun Universitas Malikussaleh dinilai Rektor Herman dibutuhkan dalam membangun perguruan tinggi tersebut untuk mencapai visi dan misinya. Dalam pidato singkatnya, kedua mantan rektor tidak hanya memaparkan berbagai persoalan, tetapi sekaligus dengan solusinya.   

Prof Hadi Arifin juga memberikan refleksi dan mimpi ke depan dalam peringatan Dies Natalis Univesitas Malikussaleh ke-51 pada Juni 2020 lalu. Bahkan kemudian Hadi Arifin ikut beranjangsana menjumpai para ulama yang ikut mendukung penegerian Unimal, tahun 2001 silam.

Semangat merangkul dan menghormati “para mantan” itulah yang terlihat dalam rapat kerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh di Banda Aceh, 19 – 20 Desember 2020. Kedua mantan rektor dan mantan dekan, berada dalam barisan Dewan Kehormatan FEB Unimal. Selain dua mantan rektor, ada juga mantan dekan, Dr Faisal Matriadi dan Wahyuddin Albra MSi yang secara bergantian selama dua hari memberikan masukan, kritik, sekaligus solusi dalam berbagai permasalahan yang ada.

Dekan FEB Universitas Malikussaleh, Dr Hendra Raza, mengaku banyak belajar dari dosen senior yang sudah meninggalkan banyak catatan positif dalam membangun fakultas bahkan universitas.

“Salah satu kekuatan Fakultas Ekonomi adalah adanya kekompakan di antara dosen dan seluruh civitas academica. Saya pikir kekompakan ini menjadi salah satu kekuatan utama Fakultas Ekonomi dalam perumusan visi, misi, dan rencana strategis ke depan,” ujar Hendra ketika membuka rapat kerja tersebut, Sabtu (19/12/2020).

Sehari sebelumnya, seusai makan malam langsung digelar pertemuan dengan dosen untuk membahas visi misi serta rencana strategis FEB Unimal, 2020 -2024. Perumusan visi dan misi tersebut, jelas Prof Hadi, harusnya mencerminkan visi dan misi Presiden Joko Widodo, visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta visi misi Herman Fithra sebagai Rektor Universitas Malikussaleh.

Dalam merumuskan visi misi dan rencana strategis, Prof Hadi Arifin memaparkan konsep dari Unimal Hebat yang sudah dirumuskan tim dari Universitas Malikussaleh. Menurutnya, akronim Unimal Hebat tersebut mencerminkan tata nilai untuk mencapai visi dan misi. “Ini ada tata nilai dan budaya kerja kita. Tidak boleh ditinggalkan,” ujar Hadi dalam diskusi yang dipandu Pembantu Dekan Bidang Akademik, Anwar Puteh ME.

Sementara Prof Apridar mengingatkan berbagai perilaku yang tidak mendukung ke arah tercapainya visi dan misi harus ditinggalkan. Ia mengingatkan banyaknya tantangan dan cobaan yang dihadapi untuk menuju sebuah perguruan tinggi yang dewasa.

Faisal Matriadi yang sempat memimpin FEB Unimal dua periode mengingatkan pentingnya meningkatkan kesejahteraan dosen, baik PNS maupun non-PNS melalui berbagai kebijakan yang didukung peraturan perundang-undangan. “Misalnya melalui harga satuan mengajar kita. Apakah selama ini cukup tinggi, sedang, atau malah rendah?” ujar Faisal.

Ia juga mengilustrasikan nasib seorang alumni FEB Unimal yang lulus dengan predikat cum laude tetapi tidak bisa berbuat banyak dengan predikat tersebut. Menurutnya, kondisi ini bukan sepenuhnya salah alumni, tetapi perlu menjadi bahan evaluasi dalam menyusun rencana strategis termasuk dalam kaitannya dengan Kurikulum Merdeka.

Wahyuddin Albra yang juga pernah memimpin FEB Unimal selama dua periode mengingatkan penyusunan renstra harus mengacu kepada sembilan kriteria—baik nasional maupun internasional—untuk peningkatan akreditasi. Dan renstra tersebut harus memiliki benang merah dengan renstra sebelumnya. “Biasanya, asesor akan meminta semua renstra yang sudah ada dan akan dilihat keterkaitan antara renstra yang sudah disusun,” ujar Wahyuddin.

Ia juga mengingatkan MoU yang ada tidak lagi memengaruhi penilaian asesor dalam akreditasi, tetapi yang menjadi aspek penilaian adalah implementasi dari MoU tersebut. Wahyuddin memberikan apresiasi dengan adanya situs Unimalnews karena setiap implementasi dari MoU sekarang lebih mudah dilakukan dengan cara mengisi tautan beritanya di kolom MoU. “Kalau dulu, saya harus menyimpannya dalam sosial media agar mudah diakses,” kata Wahyu.

Selain mantan yang tergabung dalam Dewan Kehormatan FEB Unimal, masukan untuk visi dan misi serta renstra juga datang dari Ketua Mutu FEB, Marzuki MSi, Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Dr H Marbawi, Ketua Prodi Manajemen Dr H Mohd Heikal, Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan Dr Murtala, Ketua Prodi Akuntansi Dr Murhaban, Ketua Prodi Ekonomi Syariah Mukhlis M Nur MA, Ketua Prodi Kewirausahaan Naufal Bachri MBA, serta Ketua Prodi D-III Kesekretariatan Khairawati MSi.

Ketua Panitia, Yulius Dharma MSi menyebutkan rapat kerja tersebut mengundang seluruh ketua prodi, sekretaris prodi, dan para ketua mutu di semua prodi.  Ia mengharapkan, dari rumusan tersebut lahir visi misi dan renstra yang merupakan turunan dari visi dan misi universitas. “Ke depan, implementasinya perlu dievaluasi sejauh mana sudah berjalan dan apa yang harus diperbaiki,” ujar Yulius. [Ayi Jufridar]

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar