Dosen Administrasi Publik Unimal Gelar Pelatihan Inovasi UMKM di Meunasah Dayah

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Administrasi Publik Unimal Gelar Pelatihan Inovasi UMKM di Meunasah Dayah

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Dosen Program Studi (Prodi) Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh melakukan pengabdian dengan mengadakan pelatihan inovasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kepada masyarakat Gampong Meunasah Dayah, Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, Sabtu (13/11/2021).

Ketua tim pengabdian, Ferizaldi M.Si mengatakan, pelaku UMKM termasuk dalam masyarakat berpendapatan rendah, tetapi merupakan tulang punggung atau tameng terdepan dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi akibat inflasi, deflasi atau pademi. Hal ini terbukti ketika Indonesia dilanda krisis moneter tahun 2008 lalu semua sektor ikut terdampak, dan yang paling parah adalah sektor menengah keatas, atau pengusaha besar dan industri – industri besar. Paradoks justru terjadi dengan sektor mikro, dimana sektor ini dapat bertahan dan bahkan menjadi cikal bakal tumbuhnya kembali perekonomian di tingkat lokal.

“Keadaaan demikian sama halnya dengan yang terjadi di era pandemi saat ini, dimana kondisi pengusaha mikro dengan segala keterbatasan yang dimilikinya berusaha untuk bertahan sebagai imbas dari kondisi melemahnya perekonomian yang berdampak pada lemahnya daya beli masyarakat. Selanjutnya kondisi yang demikian diperlukan usaha yang inovatif untuk mampu bertahan dari jurang degradasi usaha,” katanya.

Lanjut Feri, keberadaan kelompok pengrajin kerupuk opak ( ubi ) di Gampong Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe bertahan dengan kondisi seadanya, bila tidak diadakan inovasi dikhawatirkan keberadaan usaha mereka akan merugi dan akan berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan dan bahkan bisa jadi akan masuk dalam kelompok masyarakat miskin.

“Menyadari fenomena tersebut,   maka kami dari Prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Malikussaleh, berinisiatif melakukan pelatihan inovasi usaha untuk berkontribusi memberikan pencerahan dari perspektif akademis untuk peningkatan usaha mereka melalui inovasi produksi agar mereka dapat bertahan di tengah situasi yang sulit,” ungkapnya.

Menurutnya, pelatihan tersebut  diadakan sebagai bentuk  perhatian dengan kontribusi positif dari sudut pandang akademis. Guna untuk mempelajari  dan menganalisis secara lebih jauh tentang keberadaan usaha mikro tersebut di era pandemi saat ini,  karena  pada saat sektor lain bangkit dengan berbagai dukungan dan stimulus dari pemerintah dan berbagai pihak, maka sektor mikro seperti terabaikan, padahal sektor ini terbukti memberi kontribusi besar bagi pemulihan ekonomi nasional, dan sektor mikro juga mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja, hal ini tentu sejalan dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif, yang menempatkan ekonomi kreatif sebagai  perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Ekonomi kreatif juga merupakan konsep ekonomi baru yang memadukan informasi dan kreatifitas yang mengandalkan ide, gagasan, dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi. Manfaat meningkatkan ekonomi kreatif supaya masyarakat mampu meningkatkan kemampuan dalam proses pembuatan keterampilan tersebut sehingga taraf ekonomi masyarakat dapat meningkat dan terpedaya. Sehingga diperlukan upaya inovasi yang terukur untuk menjadikan ekonomi kreatif menjadi benar – benar dapat memberdayakan masyarakat dan bertahan ditengah krisis atau pandemi saat ini.

“Inovasi dalam bertahan di masa pandemi dapat dilakukan dengan berbagai cara atau strategi diantaranya adalah dengan memanfaatkan pemasaran secara digital yang diharapkan dapat membantu meningkatkan omzet penjualan pasar secara konvensional. Selanjutnya  metode penjualan door to door, membuka agen, menitipkan produk di marketplace,dan bahkan bisa juga berjualan secara digital di media sosial secara online. Inovasi tersebut tidak lahir dengan sendirinya, melainkan perlu pendampingan dan pelatihan,” jelas Ferizaldi.

Feri menyebutkan, tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan kontribusi positif tentang perubahan mindset untuk adaptif dan bertahan ditengah pandemi yang melanda Indonesia saat ini.

“Dengan adanya pelatihan tentang inovasi usaha, maka  pelaku pengusaha keripik opak di Gampong Meunasah Dayah dapat bertransformasi melakukan inovasi usahanya berbasis kontemporer atau  adaptif dengan selera konsumen lokal sehingga mampu  untuk bertahan dan keluar dari keterpurukan krisis ekonomi dan membentuk  mindset  yang adaptif untuk bertahan ditengah pandemic,” tutupnya.


Kirim Komentar