Mengkaji Kelayakan IKN Sebagai Ibu Kota Futuristik

SHARE:  

Humas Unimal
Seminar tentang kajian IKN digelar dalam rangkaian Temu Wicara Regional Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia Wilayah Aceh ke –XI di Aula Gedung ACC,  Cunda, Lhokseumawe, Kamis (02/06/2022). Foto:Ist.

UNIMALNEWS | Uteunkot – Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia (Himatesip) Universitas Malikussaleh menggelar seminar yang mengkaji potensi Ibu Kota Negara (IKN) sebagai sebuah ibu kota yang berorientasi futuristis, strategis, serta ramah lingkungan.

Kajian tersebut dilakukan melalui konsep building information modelling atau BIM yang sekarang ini menjadi trend di dunia konstruksi Indonesia. Ketika sudah masuk ke dalam term BIM, maka semuanya akan dimulai dengan model digital 3D bangunan. Model ini, bagaimanapun juga jauh dari hanya sekadar geometri murni berikut tekstur yang bagus untuk visualisasi.

Beberapa referensi disebutkan, model BIM sejatinya terdiri dari bagian-bagian bangunan aktual dan potongan-potongan yang digunakan untuk membangun sebuah bangunan. Elemen-elemen cerdas ini adalah prototipe digital dari elemen bangunan fisik seperti finding, kolom, jendela, pintu dan lain sebagainya.

Elemen ini memberi kemungkinan  untuk mensimulasikan bangunan dan memahami perilakunya melalui simulasi yang dilakukan secara digital dalam komputer dengan parameter lingkungan yang kita input sebelum konstruksi sebenernya dimulai.

Seminar tentang kajian IKN dan digelar dalam rangkaian Temu Wicara Regional Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil Indonesia Wilayah Aceh ke –XI di Aula Gedung ACC,  Cunda, Lhokseumawe, Kamis (02/06/2022).

Kepala Bappeda Kota Lhokseumawe, Salahuddin MSM, menyebutkan lokasi IKN dipilih secara strategis karena lahan yng tersedia masih luas, minim potensi bencana gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, erosi, kebakaran hutan, dan lahan gambut.

“Sumber daya air cukup dan bersih memenuhi perimeter pertahanan dan keamanan. Lokasi itu juga dekat dengan kota yang sudah berkembang dengan potensi konflik sosial rendah,” papar alumni pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh tersebut.

Menurutnya, pemindahan Ibu Kota Negara berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional, menurunkan kesenjangan antar kelompok pendapatan dan mendorong perdagangan antarwilayah di Indonesia.

Selain Salahuddin, pemateri lain adalah Noni Waeliana, ST selaku yang Sekretaris Pekerjan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Lhokseumawe. Seminar berlangsung interaktif dan konstruktif yang dipandu Nanda Savira Ersa, MT, dosen Teknik Sipil Universitas Malikussaleh.

Menurut Ketua Panitia acara Temu Wicara Regional, Deri Saputra, acara seminar nasional merupakan pembuka dari seluruh rangkaian kegiatan yang dihadiri pembicara dari berbagai elemen. Acara ini juga dilengkapi dengan diskusi interaktif membahas isu- isu terkini terkait pembangunan di wilayah Aceh dan pengetahuan baru tentang building information modeling. Para peserta terdiri dari FKMTSI dan mahasiswa berbagai universitas dan Sekolah Tinggi di Indonesia.[ayi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar