Mahasiswa KKN 25 Kunjungi Rumah Pahlawan Nasional Aceh Cut Meutia

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa KKN 25 Kunjungi Rumah Pahlawan Nasional Aceh Cut Meutia

UNIMALNEWS | Lhoksukon - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Kelompok 25 Universitas Malikussaleh mengunjungi rumah Pahlawan Nasional Cut Meutia yang berada di Gampong  Pirak  Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara.

Mahasiswa KKN-PPM yang tergabung dalam Kelompok 25 terdiri dari  Julimar (Pendidikan Vokasional Teknik Mesin), Amirul Fuady (Teknik Mesin), Harris Fadillah Arwana (Tekni Arsitektur), Muhammad Reza (Pendidikan Kimia), Bengi Sara Simehate (Pendidikan Vokasional Teknik Mesin), Zaizatun Nur (Pendidikan Fisika), Rauzatul Funna (Pendidikan Bahasa Indonesia), Tri Nur Ridha (Teknik Sipil), dan Yasmien Qatrun Nada (Pendidikan Matematika). Mereka semua dibawah naungan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 25, Emmia Tambarta  Kembaren MSi.

Ketua KKN-PPM kelompok 25, Julimar kepada Unimalnews, Selasa (28/6/2022) mengatakan, rumah kediaman Cut Meutia merupakan salah satu peninggalan cagar budaya di Kabupaten Aceh Utara, rumah ini memiliki gaya dan khas masyarakat Aceh yang unik, pada umumnya rumah masyarakat Aceh terbuat dari kayu yang dipilih dari bahan kayu semantok, kayu ini sangat keras dan tahan terhadap rayap, pelapukan usia sehingga terjamin kualitas dan kayu ini dan sangat diminati oleh masyarakat Aceh untuk membangun dengan jenis kayu yang merupakan kualitas utama.

“Saat mengunjungi rumah adat Cut Meutia kelompok kami hanya  bisa mengetahui sejarah Cut Meutia dari berbagai peninggalan yang kami lihat di rumah adat ini, setelah mengunjungi kelompok kami berharap adanya perhatian dari pemerintah agar masyarakat dapat lebih nyaman pada saat berkunjung, contoh nya menambah fasilitas seperti pencahayaan dan menambah beberapa peninggalan sejarah lainnya,” katanya.

Geuchik Gampong Trieng Krueng Kreh, Jamal berharap kepada mahasiswa agar lebih sering mengunjungi tempat-tempat bersejarah agar menambah wawasan.

“Kami berharap rumah adat cut Meutia ini semakin banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah bahkan dari luar Aceh,” ungkapnya.

"Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 25, Emmia Tambarta MSi menyebutkan bahwa sejarah dan budaya adalah hal yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan. Terutama di daerah Serambi Mekah ini.

“Kita harus bisa merawat situs wisata sejarah ini, karena rumah Cut Meutia adalah warisan sejarah yang kini menjadi museum untuk mengenang jasa beliau dalam membela tanah air,” pungkasnya.[tmi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar