Kelompok KKN 120 Olah Batang Pisang Jadi Pupuk Organik Cair

SHARE:  

Humas Unimal
Kelompok KKN 120 Olah Batang Pisang Jadi Pupuk Organik Cair

UNIMALNEWS | Lhoksukon - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 120 Universitas Malikussaleh di Gampong Teupin Ara Kecamatan Samudera Aceh Utara, membuat pupuk organik cair dari bahan batang pisang.

Anggota kelompok 120 Jamaludin kepada Unimmalnews, Jumat (25/11/2022) mengatakan, pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan oleh kelompok 120 berkaitan dengan program kerja menanam tumbuhan obat-obatan atau apotik hidup , sayur-sayuran serta buah-buahan.

“Pembuatan pupuk dilakukan sebanyak dua kali, pembuatan pupuk pertama untuk tanaman program kerja kelompok 120 dan pembuatan pupuk kedua untuk dibagikan kepada masyarakat gampong serta disosialisasikan pembuatan dan penggunaannya. Dipilihnya pupuk organik cair sebagai penyubur tanaman karena melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia,” katanya.

Menurut Jamaludin, manfaat dari pupuk organik cair salah satunya adalah lebih ramah lingkungan, terutama yang terbuat dari sampah ataupun sisa-sisa tanaman. Sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dan mengandung zat atau bahan kimia. Adapun manfaat dari pupuk anorganik ialah mampu menyediakan hara dalam waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman, kandungan jumlah nutrisi lebih banyak dan lainnya.

Lanjutnya, namun dibalik manfaat yang tersimpan, terselip juga kekurangan dari pupuk anorganik yaitu dapat merusak tanah tidak seperti pupuk organik yang ramah lingkungan. Pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan cara fermentasi dan membutuhkan waktu selama 7 – 10 hari.

Kemudian ia juga menjelaskan, bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk organik cair adalah batang pisang, larutan gula merah dan EM4 (bakteri fermentasi dan bahan organik tanah yang menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanah). Untuk media wadah pupuk hanya memerlukan karung, ember dan botol bekas pakai.

“Dengan adanya sosialisasi pembuatan pupuk cair organik ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat dan juga menambah minat petani untuk menggunakan pupuk organik cair sehingga penggunaan pupuk anorganik dapat berkurang di kalangan masyarakat petani,” ungkapnya.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Sri Meutia MT menuturkan, memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar kita untuk dimanfaatkan menjadi pupuk organik cara cerdas untuk melestarikan alam dari alam untuk alam.


Kirim Komentar