Mahasiswa Kelompok 07 Gelar Pelatihan Pelaksanaan Fardu Kifayah Bersama Masyarakat

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 07 menggelar pelatihan fardhu kifayah di Gampong Cot Keumeunung Kecamatan Sawang, Aceh Utara, belum lama ini. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhoksukon – Mahasiswa Universitas Malikussaleh yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) Tematik dari Kelompok 07 menggelar pelatihan memandikan jenazah di Gampong Cot Keumuneng Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Kegiatan itu digelar karena semakin banyak generasi muda yang tidak paham tentang pelaksanaan fardhu kifayah.

Irfandi dari Kelompok 07 menyebutkan, pelatihan tersebut dilakukan bersama aparatur gampong yang dimulai dengan tata cara memandikan jenazah sampai tata cara mengafankan mayat yang benar dan tepat. “Ini menjadi pengetahuan yang kurang akrab bagi generasi muda,” katanya, baru-baru ini.

Keuchik Gampong Cot Keumuneng, Abon Hanafiah, mengatakan pelatihan memandikan dan mengafankan jenazah sangat bagus bagi generasi muda dan masyarakat luas. Ia mengharapkan masyarakat dapat menerima ilmu-ilmu yang diajarkan.

“Bila teungku imum gampong atau teungku lain tidak ada di tempat, warga sendiri atau anggota keluarga dari jenazah sendiri dapat melaksanakannya,” ujar Abon Hanafiah.

Pelatihan tersebut menghadirkan dua pemateri, yaitu Tgk Ahmadi Tahir dan Tgk Suryadi. Fardu kifayah merupakan salah satu hukum Islam yang wajib dilakukan, tetapi bila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini gugur. Kegiatan yang tergolong fardu kifayah di antaranya menyalatkan jenazah, memandikan, mengkafani serta menguburkan jenazah.

“Nah, dalam pelatihan ini kita akan mempelajari tata cara memandikan dan mengafankan jenazah,” papar Tgk Ahmadi dalam pelatihan yang disertai dengan praktik.

Tgk Suryadi menjelaskan tata cara pelaksanaan fardhu kifayah, mulai dari awal proses memandikan jenazah, sampai proses mengafankan jenazah.

“Memandikan jenazah haruslah sesuai dengan sunnah dan doa-doanya. Memandikan jenazah juga harus diawali dengan niat yang lafaznya berbeda antara lelaki dan perempuan,” ujar Tgk Suryadi.

Ditambahkan, memandikan jenazah harus dengan air yang suci lagi menyucikan. Saat memandikan jenazah haruslah bersih dari segala najis, dan menggunakan air sembilan, tiga dari sisi kiri, tiga dari sisi kanan, dan tiga dari depan. “Air tersebut juga harus kiranya membasahi seluruh bagian tubuh si mayat,” lanjut teungku imum Cot Keumuneng tersebut.

Saat melakukan praktik mengafankan jenazah, Tgk Suryadi juga menjelaskannya secara teliti. Jenazah laki-laki haruslah dikafani dengan tiga lapis kain. Sedangkan, menurut jumhur ulama, jenazah perempuan dikafani dengan lima lapis kain. Masing-masing dari selapis kain kafan haruslah menutupi seluruh bagian tubuh dari jenazah.

“Saat mengukur kain kafan ke jenazah hanya dilakukan sekali, dikarenakan jika dilakukan berkali kali akan menyakiti jenazah, dan juga harus menyiapkan lima tali simpul dari kain kafan yang melambangkan rukun Islam, dan melambangkan lima waktu,” pungkas Tgk Suryadi.[ayi]

 


Kirim Komentar