UNIMALNEWS | Krueng Geukueh - Dalam rangka membangun kehidupan lebih baik dalam diri anak-anak, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Malikussaleh kelompok 06 lakukan sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta stop bullying kepada siswa Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Nisam, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara, Rabu (31/5/2023).

Ali Akbar sebagai ketua pelaksana mengatakan sosialisasi tersebut dilakukan mengingat pentingnya PHBS yang harus digalakkan bagi siswa sejak usia dini. Begitu juga dengan menumbuhkan semangat stop bullying yang perlu dibentuk agar siswa dapat menjaga ketentraman antar sesamanya.

“Siswa perlu diarahkan untuk memupuk kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat, serta  menjaga ketentraman antara sesama agar kehidupan mereka menjadi lebih baik,” terang Ali.

Ia juga berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi ini mampu membawa siswa hidup lebih baik di lingkungan sosialnya. “Ada delapan perilaku hidup sehat dan bersih yang kami sosialisasikan dan juga memberikan pemahaman dampak dari perilaku bullying bagi siswa di MTsS Nisam,” lanjutnya.

Kepala sekolah MTsS Nisam, Muhammad Sufyan MKomI menyambut baik atas kunjungan dan sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-PPM ini. Ia mengatakan bahwa isu yang disosialisasikan itu merupakan isu urgen dan sangat penting diberikan kepada para siswa.

“Saya berharap siswa-siswi kami mampu meresapi segala hal yang disampaikan oleh abang dan kakak mahasiswa, karena kedua perilaku itu perlu dibentuk kebiasaan diri dan itu sangat penting bagi kita semua,” terang Sufyan.

Sementara itu, Emmia Tambarta Kembaren MSi selaku dosen pembimbing lapangan (DPL) mengatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa bimbingannya mampu membawa siswa ke kehidupan yang lebih positif.

“Perilaku hidup bersih dan sehat itu perlu dipupuk sedari dini, sehingga kedepan terbentuk masyarakat Nisam yang sehat, sesuai dengan tema KKN-PPM Unimal saat ini. Perilaku stop bullying juga harus digalakkan mengingat tingginya angka anak putus sekolah di Indonesia disebabkan oleh faktor bully,” pungkas Emmia. [fzl]