FKIP Unimal Latih Siswa SMA Sukma Bangsa Bireuen Produksi Cerita Anak dalam Kamp Literasi

SHARE:  

Humas Unimal
FKIP Unimal Latih Siswa SMA Sukma Bangsa Bireuen Produksi Cerita Anak dalam Kamp Literasi

UNIMALNEWS | Bireuen – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh (Unimal) memperkuat kerja sama dengan SMA Sukma Bangsa Bireuen melalui kegiatan Kamp Literasi yang berlangsung selama dua hari, 9–10 Mei 2025. Kegiatan ini mengusung tema "Penulisan Cerita Anak" sekaligus mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi dalam Sayembara Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh.

Dalam kegiatan ini, siswa dilatih untuk memproduksi cerita anak kategori pembaca usia 10–13 tahun. Cerita yang disusun mengangkat nilai-nilai luhur, norma, adat-istiadat, tokoh, permainan tradisional, sejarah, kuliner, dan kekayaan intelektual khas Aceh. Selain itu, siswa menulis dalam bahasa daerah Aceh dan diterjemah ke bahasa Indonesia sebagai syarat sayembara.

Dr. Azhari ASEAN.Eng, Wakil Rektor Bidang Akademik Unimal, mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk kontribusi nyata universitas dalam menjawab kebutuhan masyarakat. "Kehadiran Unimal harus menjadi solusi, termasuk dalam penguatan literasi," ujarnya.

Muhammad Iqbal, Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Unimal, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata untuk meningkatkan partisipasi penulis muda di Aceh. "Kegiatan ini untuk meningkatkan literasi sekaligus melestarikan budaya Aceh," jelas Iqbal, yang juga terlibat dalam proyek penerjemahan cerita anak untuk UNESCO di Badan Bahasa.

Dian Ferdiansyah, Kepala Sekolah SMA Sukma Bangsa Bireuen, berharap kegiatan ini memperluas wawasan siswa tentang dunia literasi. Hal ini dipertegas oleh Lisa, Guru Bahasa Indonesia, yang menekankan bahwa pembelajaran langsung lebih efektif dipahami siswa dibandingkan metode teoritis.

Tara, salah satu peserta, mengungkapkan antusiasmenya. "Kami sangat senang didampingi langsung oleh dosen Unimal. Bahkan, kami dikarantina di sekolah sampai malam hari agar bisa fokus menyelesaikan papan cerita dengan maksimal. Semoga kami bisa juara dalam sayembara!" tuturnya.[tmi]


Kirim Komentar