Mahasiswi Ilmu Politik Unimal Kembangkan Platform Eduwisata Digital pada magang di PT Amati Karya Indonesia

SHARE:  

Humas Unimal
Foto diri Najla Rihadhatul Aisy (Dok pribadi)

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Najla Rihadatul Aisy, mahasiswi Universitas Malikussaleh, telah berhasil meraih prestasi dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang diselenggarakan oleh PT. Amati Karya Indonesia. Program MSIB ini diikuti secara online dan melibatkan beragam mahasiswa dari beragam kampus di seluruh Indonesia yang terlibat magang di PT. Amati Karya Indonesia. Demikian rilis yang diterima Unimalnews pada Kamis (31/10/2024).

Dalam program yang berlangsung dari Februari hingga Juni 2024 ini, Najla dan timnya “Bambu” berhasil mengembangkan platform edukasi wisata digital berbasis lingkungan yang dikenal sebagai “Gapura Explorer.” Proyek berhasil meraih penghargaan sebagai "Top 3 Best Presentation" di antara 54 kelompok yang ada.

Menurut mahasiswa Ilmu Politik Fisipol Unimal ini, awalnya, Program ISS FREE diikuti oleh 50 universitas dari seluruh Indonesia, dengan sekitar 1.200 mahasiswa yang mendaftar. Dari jumlah tersebut, terpilih 300 mahasiswa dari 20 universitas. Para peserta ini kemudian dibagi menjadi 54 kelompok yang masing-masing berfokus pada aspek keberlanjutan, inovasi teknologi, dan pengembangan masyarakat.

”Dalam konteks ini, setiap kelompok berupaya menghasilkan proyek serta solusi praktis yang dapat diimplementasikan di lapangan, memperkaya pengalaman belajar dan kolaborasi antar mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu," ungkapnya.
 
Selama program, Najla mengikuti serangkaian kelas dengan para pembicara dan dosen dari dalam dan luar negeri, yang memberikan wawasan mendalam mengenai pengelolaan hutan berkelanjutan dan kewirausahaan berbasis sumber daya alam. Salah satu kelas yang paling berkesan adalah sesi bersama Prof. Paul J.A. Kessler dari Universitas Leiden, yang membahas tantangan dalam manajemen dan konservasi hutan tropis. Kelas ini memperkaya pemahaman Najla tentang pentingnya konservasi hutan dan pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan di Asia Tenggara.

Selain itu, Najla juga mengikuti kelas dengan Professor Patrick dari Czech University Of Life Science Prague (CZU), yang mengajarkan tentang inovasi dalam pengembangan teknologi lingkungan. Pembelajaran dari Professor Patrick memberikan perspektif baru mengenai cara mengintegrasikan teknologi modern dengan praktik keberlanjutan, yang sangat relevan untuk pengembangan proyeknya.

Ia juga mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc., Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Dari pengalaman sesi tersebut, saya mendalami konsep perhutanan sosial yang sangat relevan dengan keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Pembelajaran ini memberinya pemahaman tentang bagaimana pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan mendukung konservasi lingkungan," ungkapnya lebih lanjut.

Proyek Gapura Explorer yang dikembangkan bertujuan untuk mempromosikan eduwisata yang berkelanjutan, memberikan informasi mengenai ekosistem hutan, dan mendukung komunitas lokal di Lombok Timur. Mereka menciptakan prototipe aplikasi dan situs web yang menghubungkan wisatawan dengan layanan ekowisata lokal, memungkinkan pemesanan paket wisata secara langsung.


Gapura Explorer tidak hanya menawarkan kemudahan akses bagi wisatawan, tetapi juga berfokus pada pengembangan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Gapura di Desa Beririjarak. Dengan mengedepankan wisata alam, seperti air terjun Aik Numpas dan eduwisata produk lokal seperti tanaman kemiri, beras merah, dan kopi rau khas desa, proyek ini diharapkan dapat menarik perhatian lebih banyak pengunjung.


Melalui proyek ini, Najla dan timnya berharap dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan serta memperkenalkan pentingnya pelestarian ekosistem kepada publik. Selain itu, Gapura Explorer juga bertujuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi KTH Gapura, seperti kurangnya penerimaan konsep ekowisata oleh masyarakat lokal dan minimnya eksposur terhadap potensi wisata yang ada. Dengan menciptakan konsep paket wisata yang menarik dan terjangkau, serta memanfaatkan teknologi digital, mereka berupaya untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kesadaran akan ekowisata di Desa Beririjarak di NTB.

Dengan pencapaian ini, Najla Rihadatul Aisy tidak hanya membuktikan kemampuannya sebagai mahasiswa yang berkomitmen, tetapi juga sebagai calon pemimpin masa depan yang berwawasan lingkungan. Program ISS FREE, sebagai bagian dari inisiatif Kampus Merdeka, telah memberikan bekal berharga bagi Najla dan mahasiswa yang terlibat program MBKM untuk berkontribusi secara aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat [tkf].


Berita Lainnya

Kirim Komentar