UNIMALNEWS | Lhoksukon – Dalam upaya mendukung penurunan prevalensi stunting di Aceh Utara, Universitas Malikussaleh (Unimal) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Utara menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Korelasi Akses Pangan dan Prevalensi Stunting di Kabupaten Aceh Utara."
Acara yang berlangsung di Oproom Kantor Bupati Landing, Lhoksukon, Kamis,1 Agustus 2024, ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait yang berperan dalam penyusunan rekomendasi kebijakan pangan dan gizi.
Dalam sambutannya, Kepala Bappeda Aceh Utara, Drs. Adamy, M.Pd., mengapresiasi inisiatif dari tim akademisi Unimal yang dipimpin oleh Dr. Suryadi, SP, MP dan Deassy Siska, S.Si, M.Sc. Menurutnya, kajian ini penting untuk memberikan solusi dan rekomendasi guna menurunkan angka stunting di Aceh Utara. Ia berharap para peserta FGD dapat memberikan pandangan yang konstruktif untuk menyukseskan program ini.
Moderator acara, Muhammad Taufieq, SE, MSE, Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda Aceh Utara, memaparkan kondisi stunting di wilayah tersebut. Ia menekankan bahwa asupan gizi yang cukup adalah fondasi penting bagi pertumbuhan anak yang optimal. Program percepatan penurunan stunting, yang menjadi prioritas nasional, tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2020–2024.
Dalam paparannya, Deassy Siska, S.Si, M.Sc., mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Aceh Utara mengalami penurunan signifikan dari 38,3% pada tahun 2022 menjadi 25,2% pada tahun 2023. Penurunan ini menjadi bukti bahwa upaya penanggulangan stunting mulai menunjukkan hasil positif, meskipun tantangan masih ada.
Sementara itu, Dr. Suryadi, SP, MP., menyoroti permasalahan akses pangan di Aceh Utara yang masih menjadi salah satu penyebab utama stunting. Ia menjelaskan bahwa faktor budaya, sosial, dan ekonomi sangat mempengaruhi ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Penelitian yang dilakukan di tiga desa di Kecamatan Sawang menunjukkan bahwa ketahanan pangan yang lemah berkontribusi pada tingginya angka stunting di wilayah tersebut.
Selain dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, hadir pula Tim dari Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perkebunan dan kesehatan Hewan, Dinas Kelautan dan perikanan, Kepala Dinas Sosial, Perwakilan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana, Satgas Stunting, Ketua Apdesi Aceh Utara, Para Kabid Bappeda dan fungsional perencana di Bappeda Kabupaten Aceh Utara, Unsur Tim Pendamping Keluarga dari beberapa Desa di Aceh Utara dan tim LPPM dari Universitas Malikussaleh Dr. Ir Mawardati, Dr. M. Fikry dan Emmia Tamberta, SP, MP.
Unsur TPK yang dihadirkan adalah kader, dimana kader kesehatan juga menjadi salah satu tonggak keberhasilan program pencegahan stunting. Para kader merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah yang terjun langsung ke masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan stunting dapat dicegah sehingga ibu dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan sehat.[]