UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Sebagai upaya Universitas Malikussaleh (Unimal) untuk semakin berkiprah di level internasional dan memperluas wawasan mahasiswa, Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik Unimal berkolaborasi dengan School of Design and Environment National University of Singapore (NUS) dalam menggelar Webinar Architecture Sharing Session (WASS #5) bertajuk “The NUS Experience: Academics, Studio Life & Beyond” pada Selasa, 25 Februari 2025. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh mahasiswa serta dosen Prodi Arsitektur Unimal.

Webinar ini menghadirkan Justin Ho, mahasiswa Arsitektur dari School of Design and Environment NUS, sebagai narasumber utama. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari program benchmarking yang sebelumnya dilakukan oleh tim Fakultas Teknik Unimal ke NUS Singapore.

Dekan Fakultas Teknik Unimal, Dr. Muhammad Daud M.T, mengapresiasi terselenggaranya webinar ini sebagai langkah nyata Prodi Arsitektur dalam menjalin kolaborasi skala internasional. “Kegiatan ini sangat positif untuk menambah wawasan mahasiswa terkait dunia akademik dan kehidupan perkuliahan di universitas ternama dunia,” ujarnya.

Ketua Jurusan Teknik Sipil, Muhammad Fauzan M.T., turut mengajak para mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. “Manfaatkan momen ini untuk berdiskusi mengenai hal-hal akademik, serap ilmu yang bermanfaat, dan jadikan ini sebagai ajang membangun relasi internasional,” pesannya.

Ketua Prodi Arsitektur Unimal, Hendra A M.T, menjelaskan bahwa webinar ini bertujuan memberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa Arsitektur Unimal terkait sistem akademik, kehidupan studio arsitektur, dan metode pembelajaran di salah satu universitas terbaik dunia seperti NUS. “Terima kasih kepada Justin Ho yang telah berbagi pengalaman dan materi mengenai studi arsitektur di NUS Singapore. Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal untuk kolaborasi lebih lanjut antara Unimal dan NUS di masa mendatang,” ujarnya.

Webinar berlangsung dengan sangat interaktif, ditandai dengan antusiasme mahasiswa dan dosen dalam mengajukan pertanyaan serta berdiskusi mengenai pengalaman akademik di masing-masing kampus. Kegiatan ditutup dengan sesi icebreaking yang dipandu moderator, di mana peserta mengenalkan beberapa kosakata dalam bahasa Aceh kepada narasumber. [tmi]