Buya Bukhari Minta Unimal Buka Program Magister di Kutacane

SHARE:  

Humas Unimal
Rektor Universitas Malikussaleh, Dr Herman Fithra Asean Eng ketika bertemu dengan Buya Bukhari di Kutacane, Sabtu (20/6/2020). Foto; Bustami Ibrahim

UNIMALNEWS | Kutacane – Pimpinan pesantren Darul Iman Kutacane, Buya Bukhari, mengharapkan Universitas Malikussaleh bisa membuka program magister di Kutacane. Harapan itu disampaikan ketika mengetahui Unimal sudah memiliki 10 program magister.

“Kalau untuk program S1, di sini sudah ada kampusnya. Kalau ada S2 lebih banyak mahasiswa yang bisa kuliah. Sebab kalau ke Medan atau Banda Aceh, terlalu jauh,” ungkap Buya Bukhari ketika menerima rombongan Universitas Malikussaleh di Pesantren Darul Iman di Jalan Kelapa Gading Nomor 10, Terutung Megara Baru, Lawe Sumur, Aceh Tenggara, Sabtu (20/6/2020) sore. 

Kedatangan rombongan Universitas Malikussaleh yang dipimpin Rektor Dr Herman Fithra Asean Eng di Darul Iman merupakan bagian dari Dies Natalis Unimal ke-51 tahun ini. Sejumlah pimpinan Unimal menjumpai ulama yang waktu itu berperan besar dalam proses penegerian Unimal yang sudah diupayakan di masa Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.  

Menanggapi pernyataan Buya Bukhari tersebut, Rektor Unimal menyebutkan penerimaan mahasiswa S2 di Kutacane dengan sistem perkuliahan daring. “Sejumlah daerah di Pantai Barat-Selatan juga meminta Unimal bisa menerima mahasiswa S2 dengan sistem kuliah daring,” ungkap Herman. 

Dalam kesempatan itu, Buya Bukhari mengaku terkejut sekaligus terharu dengan kedatangan rombongan Unimal. Dia tidak menyangka pihak Unimal masih mengingat peran sejumlah ulama, termasuk dirinya, dalam penegerian. “Biasanya, anak yang sudah lahir tidak lagi mengingat bidannya,” ujar Buya Bukhari sambil tersenyum. 

Buya bercerita, ketika itu dia sedang berada di Jakarta dan diajak Prof A Hadi Arifin sebagai Rektor Unimal masa itu, untuk menjumpai Presiden Gus Dur bersama para ulama lain. Buya mengaku kagum dengan Gus Dur yang mengingat dengan detail beberapa persyaratan yang belum dipenuhi Unimal untuk menjadi sebuah perguruan tinggi negeri. 

“Seorang Presiden bisa mengingat sampai detail, itu luar biasa. Gus Dur mendukung penuh penegerian Unimal. Sudah diproses, tapi kemudian Gus Dur lengser,” ungkap Buya Bukhari yang juga anggota MPU Aceh. [ayi]


Kirim Komentar