UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh kembali mengadakan kuliah tamu dengan tema “Strategi Pemberdayaan Petani dan Kedaulatan Pangan Nasional” secara online melalui Zoom Meeting, Jumat (28/10/2022).

Baca: Jaenal Abidin Bahas Dinamika Buruh di Kuliah Tamu Magister Sosiologi Unimal

Kuliah tamu (Visiting Lecturer) hari kedua ini mengundang narasumber yaitu Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih. Moderator atau host dalam kegiatan ini adalah Kudussisara mahasiswi Prodi Antropologi Unimal. Kuliah Tamu ini dibuka langsung oleh Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng, yang diikuti oleh para dosen dan ratusan mahasiswa dari Program Magister dan Sarjana di lingkungan FISIP.

Dosen Pengampu Mata Kuliah Teori dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Magister Sosiologi, Dr Ibrahim Chalid MSi mengatakan, ini ketiga kalinya kuliah tamu yang adakannya terkait dengan mata kuliah Teori dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Minggu yang lalu ia telah menghadirkan narasumber dari Ilmu Administrasi Publik Universitas Medan Area yaitu  Jaenal Abidin PhD yang juga aktivis buruh dan Aktivis Articula yang sedang menjalankan studi di S3 Antropologi FISIP Universitas Indonesia yaitu Dr (cand) Wina Khairina.

“Untuk tiga narasumber yang kita undang itu membahas tiga persoalan yang ada dalam masyarakat, pertama tentang strategi pengorganisasian dan pemberdayaan masyarakat berbasis data partisipatif, kedua strategi pemberdayaan buruh dan dinamika perburuhan dalam pembangunan,dan hari ini kita akan mendiskusikan tentang pemberdayaan petani dan kedaulatan pangan nasional,” katanya.

Baca: Undang Aktivis Articula, Magister Sosiologi Unimal Adakan Kuliah Tamu

Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng menyampaikan, tema yang diangkat sangat bagus untuk didiskusikan dengan narasumber sehingga bisa memberi pencerahan kapada mahasiswa terkait pemberdayaan petani yang ada di Indonesia.

“Semoga apa yang disampaikan nanti bisa dimengerti terakit bagaimana cara menghadapi krisis pangan dunia, salah satunya akibat konflik Rusia dan Ukraina,” ungkap Prof Herman.[tmi]