UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh gelar kuliah umum di gedung ACC Cunda, Lhokseumawe, Selasa (19/03/2019) yang bertemakan sistem informasi dan evaluasi kesesuaian lahan mendukung pembangunan pertenian dan swasembada pangan.
Ketua Prodi Agroekoteknologi Dr. Laila Nazirah dalam laporannya menyampaikan alasan menjadikan tema swasembada pangan dalam kuliah umum kali ini, karenadi provinsi Aceh masih banyak lahan-lahan yang termarginalkan, padahal Aceh merupakan lumbung pangan nasional, sehingga perlu adanya upaya agar lahan-lahan tadi bisa digunakan sesuai dengan peruntukannya
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Mawardati, M.Si mengatakan dengan adanya bantuan dana ADB fakultas pertanian Unimal bisa menjadi salah satu fakultas yang mengembangkan teknologi pertanian dalam masyarakat.
” Tapi yang utama adalah bagaimana inovasi yang ada di Fakultas Pertanian bisa diterapkan dan dirasakan oleh masyarakat banyak. Itulah yang kita harapkan,“ katanya,
Lanjut Mawardati, berbicara pertanian memang tidak habis-habisnya, karena selama manusia bernafas, pertanian tetap akan bergema, maka berbahagialah kita dari pertanian, karena kita adalah tulang punggung untuk masa depan bangsa.
"Kita sebagai negara pertanian, tapi masih mengimpor produk pertanian, itu menurut keterangan dinas dan data dari BPS, bahwa luas Indonesia rata-rata diduduki oleh lahan pertanian,"sebutnya.
Sementara pemateri dalam kuliah umum Prof.Dr. Ir . Abdul Rauf, M.P salah seorang guru besar di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara menyampaikan tentang target swasembada pangan yang terjadi selama ini di Indonesia, Pemerintah pusat seharusnya memikirkan bagaimana kondisi lahan pertanian yang ada saat ini. Tanah sudah mengalami krisis unsur hara. Bahkan tanah hanya sebagai tempat tumbuh akar tanaman saja. Itu karena efek dari penggunaan pupuk kimia sintetik yang digunakan petani selama ini.
"Pengembangan sektor pertanian di perdesaan menghadapi berbagai tantangan dengan makin terbatasnya ke pemilikan lahan oleh petani. Beberapa faktor teknis dan nonteknis juga ditengarai menjadi kendala dalam pembangunan pertanian di masa yang akan datang, seperti menurunnya kapasitas dan kualitas infrastruktur, konversi lahan, degradasi lahan dan air, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, kesenjangan hasil antara di tingkat penelitian dan dipetani, kurang menariknya kegiatan pertanian bagi generasi muda, serta persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan nonpertanian (infrastruk-tur, industri, perkotaan/pemukiman),"jelanya.
Rauf menyarankan agar pemerintah tidak terlalu ambisius hanya demi mengejar target. Lebih baik pemerintah memperbaiki teknologi intensifikasi seperti tanah yang sakit diobati dengan memperbanyak penggunaan pupuk organik. Kemudian, penyuluh dibekali dengan teknologi-teknologi yang baik dalam hal penanaman serta pengendalian organisme penganggu tumbuhan (OPT).
"Karena petani tidak memiliki akses untuk mempelajari teknologi pertanian itu. Akses teknologi itu hanya bisa diperoleh melalui PPL yang notabene nya dekat dengan petani," jelasnya.
Kuliah Umum tersebut turut hadir dari dinas pertanian Kabupaten Aceh Utara, Dosen, dan ratusan mahasiswa dan Pasca Sarjana dari Fakultas Pertanian, Unimal.[tmi]