SEIRING sorak sorai kelulusan para wisudawan Angkatan XXXIII Universitas Malikussaleh di sesi terakhir yang dilaksanakan di Gedung GOR Cunda, Lhokseumawe pada Rabu (15/11/2023) menjadi momentum mulia dengan menggalang donasi untuk warga Palestina. Ini menunjukkan bahwa momen bersejarah (wisuda) dapat menjadi panggung kebaikan.
Dalam suasana yang penuh haru, 211 wisudawan dan wisudawati bersama ratusan wali menyaksikan penampilan luar biasa dari tim paduan suara Gita Bahana Malikussaleh. Mereka membawakan lagu "We Will Not Go Down" karya Michael Heart. Suasana ruangan yang remang-remang, dipadu dengan tampilan video kehancuran akibat perang di Palestina sehingga memberikan kesan mendalam bagi semua yang hadir.
“Pemilihan lagu ini bukan hanya untuk memeriahkan acara wisuda, tetapi juga sebagai pengingat akan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina. Lagu ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk mengajak semua orang berkontribusi dalam membantu sesame,” kata Ketua Protokoler Wisuda Unimal Angkatan XXI, Teuku Kemal Fasya.
Bersamaan dengan lagu ini, para panitia telah mendesain dengan mobilisasi donasi. Penggalangan dana ini tidak hanya menjadi simbol solidaritas, tetapi juga tindakan nyata. Pada akhirnya, Unimal berhasil mengumpulkan donasi sebanyak 6,6 juta rupiah. Jumlah ini, meskipun mungkin terasa kecil, memiliki arti besar dalam membantu meringankan beban masyarakat Palestina yang sedang mengalami kesulitan akibat di gempur oleh Zionis Israel.
Kemal menegaskan bahwa dana tersebut akan disalurkan dengan cermat melalui pihak yang memiliki akses langsung ke masyarakat Palestina. "Kami akan menyalurkannya melalui pihak yang berkompeten dan akan menghubungi pihak Serambi untuk menyalurkannya," tambahnya.
Dengan keberhasilan penggalangan dana ini, Unimal tidak hanya merayakan prestasi akademis para lulusan tetapi juga menegaskan komitmennya untuk menjadi agen perubahan positif dalam membantu sesama, bahkan di tengah-tengah momen bersejarah seperti prosesi wisuda.
Semoga langkah Unimal ini dapat menginspirasi perguruan tinggi lainnya untuk turut berkontribusi dalam membawa perubahan positif bagi dunia.
“Di tengah kebahagiaan para wisudawan ini, kita bisa mengenang duka perang Palestina sebagai sebuah panggilan untuk bertindak. Lulusan terbaik itu adalah yang bisa menggunakan pengetahuan yang diperoleh di kampus untuk membuat perubahan positif di dunia. Sebab, sejatinya, kelulusan bukan hanya akhir dari sebuah perjalanan pendidikan, tetapi awal dari tanggung jawab yang lebih besar untuk menciptakan dunia yang lebih baik,” tutup Kemal.[Bustami Ibrahim]