UNIMALNEWS | Redelong – Wabah Covid-19 kian menyulitkan masyarakat dalam mencari nafkah. Kondisi itu memberikan inspirasi bagi mahasiswa KKN Kelompok 118 di Desa Blang Rakal Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, untuk mengoptimalkan pekarangan rumah warga dengan menanam berbagai jenis tanaman, baik sebagai pendukung makanan pokok maupun sebagai tanaman obat.
Ketua Kelompok 118, Waluyo, menyebutkan tanah Gayo yang subur menjadi aset bagi masyarakat untuk menanam berbagai jenis tanaman pendukung makanan pokok, antara lain jagung, ubi, labu, dan berbagai jenis sayuran.
“Selain itu, halaman yang luas juga bisa digunakan warga untuk menanam tanaman tradisional yang berguna untuk obat herbal seperti jahe,” ungkap Waluyo, Senin (11/5/2020).
Kegiatan mahasiswa Kelompok 118 di Blang Rakal, Bener Meriah, sudah dimusyawarahkan dengan reje atau kepala desa setempat. Bahkan Camat Pintu Rime Gayo, Edy Irwansyah Putra SH, juga mendukung sepenuhnya kegiatan mahasiswa. “Kegiatan mahasiswa ini relevan dengan program pemerintah,” katanya.
Anggota Kelompok 118, Ridawati, mengatakan pihaknya berinisitif memanfaatkan halaman di depan Kantor PKK untuk menanam jagung, ubi, dan labu, selain tanaman lain yang bisa dijadikan bahan baku obat tradisional yang bisa meningkatkan imunitas.
“Kami juga mengajak masyarakat menggunakan halaman rumah yang luas untuk melakukan hal sama,” kata Ridawati yang juga menjadi relawan Covid-19 di Blang Rakal.
Menurutnya, Kelompok 118 sudah melakukan survei beberapa titik di Blang Rakal yang bisa dijadikan lahan. “Hanya tinggal menggerakkan masyarakat agar mau memanfaatkan lahan kosong. Dan itu tidak sulit karena masyarakat Gayo sudah terbiasa bercocok tanam,” tandas Ridawati.
Kelompok 118 terdiri dari Waluyo, Ridawati, Sugiman, Sindi Jahariani, Lisa Yuhana, dan Diana Murni. Mereka mengambil skema pencegahan Covid-19 dan melalukan berbagai kegiatan terkait dengan wabah tersebut.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 118, Jufridar MSM, menyebutkan kegiatan mahasiswa sudah sejalan dengan potensi pertanian di Tanoh Gayo. Dia mengharapkan, mahasiswa bisa melakukan sosialisasi agar masyarakat bisa memanfaatkan lahan depan rumah untuk tanaman yang bernilai ekonomis.
“Potensi pertanian di Gayo, termasuk Bener Meriah, tidak saja bisa mencukupi kebutuhan warga di sana, tetapi juga bisa memasok sayuran dan buah-buahan kepada daerah sekitar seperti Bireuen dan Lhokseumawe. Di tengah ancaman kekurangan pangan akibat wabah, potensi di Bener Meriah dan sekitarnya bisa menjadi solusi,” pungkas Jufridar. [kur]