Kelompok 142 Gandeng Emak-Emak Membuat Sabun Cuci Tangan

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa KKN Univeristas Malikussaleh dari Kelompok 142 membuat sabun cuci tangan bersama kader dan emak-emak di Dusun D, Desa Panggoi, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Selasa (10/11/2020). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Menjaga tangan tetap bersih adalah langkah terpenting yang dapat dilakukan untuk terhindar dari penyebaran kuman. Data kesehatan yang dipublikasikan Centers for Disease Control and Prevention, banyak penyakit yang ditularkan karena tidak mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.

Mencuci tangan dengan sabun menjadi efektif karena surfaktan dalam sabun mengangkat tanah dan mikroba dari kulit. Kemudian, ada kecenderungan orang menggosok tangan dengan lebih teliti saat menggunakan sabun, yang dapat menghilangkan kuman.

Namun penyediaan sabun cuci tangan pada setiap rumah masyarakat masih cukup minim, karena dianggap sedikit memberatkan terutama bagi masyarakat yang berekonomi menengah kebawah.

Untuk mengatasi masalah ini mahasiswa KKN Univeristas Malikussaleh dari Kelompok 142 membuat sabun cuci tangan bersama kader dan emak-emak di Dusun D, Desa Panggoi, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Selasa (10/11/2020).

Ketua Kelompok 142, Muhammad Daniel, mengatakan kegiatan pembuatan sabun cuci tangan ini dilakukan supaya para masyarakat dapat mengetahui tahapan proses pembuatan sabun cuci tangan dan menambah kesadaran masyarakat akan pentingnya untuk mencuci tangan menggunakan sabun cuci tangan. “Produk sabun cuci tangan ini nantinya akan dibagikan ke setiap rumah masyarakat,” ujar Muhammad Daniel.

Di bawah arahan dosen pembimbing lapangan Dr Rozanna Dewi yang sangat paham membuat sabun cair, Kelompok 142 beranggotakan Muhammad Daniel (Teknik Mesin), Uwis Qarni (Teknik Mesin), Muammar Khadafi (Teknik Mesin), Nurmulana Afdy (Teknik Industri), Filza Adila Miraza (Teknik Industri), Dara Funna (Teknik Industri), dan Emilza Rizkiah (Adm Publik).

Rozanna Dewi membimbing langsung mahasiswa meracik sabuk cuci tangan dengan bahan dasar yang mudah diperoleh di pasaran. Ia terlihat mendampingi mahasiswa sejak proses pertama sampai membagikan sabun tersebut kepada penduduk. “Meski dibuat secara sederhana, khasiatnya sama seperti sabun cuci tangan yang beredar di pasaran,” ujar Rozanna. [ayi]

 

 

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar