Tangkal Virus Korona, Mahasiswa Kelompok 290 Bagikan Madu Kelulut

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa Kelompok 290 yang membagikan madu kelulut untuk warga Gampong Lhok Dalam Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur, belum lama ini. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Peureulak – Mahasiswa Universitas Malikussaleh yang sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), memiliki berbagai program kerja kreatif. Salah satunya seperti dilakukan Kelompok 290 yang membagikan madu kelulut untuk warga Gampong Lhok Dalam Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur.

Banyak madu yang beredar di pasaran, baik yang diproduksi secara modern maupun tradisional dalam berbagai kemasan menarik. Namun, Kelompok 290 memilih madu kelulut yang belakangan ini banyak diperbincangkan masyarakat Aceh. Madu kelulut dikenal dengan sebutan ilmiah meliponine atau stingless bee honey (SBH).

“Madu kelulut dipercaya dapat meningkatkan sistem imun dan kekebalan tubuh. Dalam kondisi wabah pandemi Covid-19 seperti sekarang, mengonsumsi madu kelulut sangat baik untuk menangkal virus,” jelas Ketua Kelompok 290, Rizal Fahmi, Ahad (15/11/2020).

Rizal Fahmi dan anggota Kelompok 290 mengambil langsung madu kelulut dari tempat penangkaran milik Tgk Leubeh Gampong Seuneubok Peusangan Kecamatan Peureulak.

“Kami membagikan secara gratis kepada warga. Selain untuk meningkatkan imunitas tubuh, kami juga ikut mempromosikan madu buatan masyarakat sekitar sambil kami mengingatkan warga tentang protokol kesehatan,” tambah Rizal Fahmi, mahasiswa Prodi Akuakultur.

Selain Rizal Fahmi, dalam Kelompok 290 juga terdapat Fahrul Razi, Khairul Mauliza, Rati Santika dari Prodi Ekonomi Pembangunan, dan Rinaldi dari Prodi Admistrasi Publik. Mereka dibimbing oleh dosen pembimbing lapangan (DPL), Mutia Fonna M Pd.

Pelaksanaan kegiatan KKN ini mendapat sambuatan baik dari Keuchik Lhok Dalam Bapak Syahrial SE. Ia mengapresiasi kegiatan pembagian madu kelulut kepada masyarakat. “Selain membantu masyarakat, juga mengingatkan agar memilih madu buatan sendiri. Jadi ada dampak ekonomi bagi warga yang membudidayakan madu kelulut,” kata Syahrial.

Sementara itu, Mutia Fonna mengharapkan madu kelulut yang diproduksi secara tradisional tersebut bisa dibawa ke laboratorium untuk penelitian lebih lanjut mengenai khasiatnya. “Setelah itu mungkin bisa diproduksi secara massal dan bisa dijual sampai ke luar Aceh,” katanya. [ayi]


Berita Lainnya

Kirim Komentar