Ketika Bucin dan Hani Karya Kelompok 406 Jadi Tontotan di Teluk Kemiri

SHARE:  

Humas Unimal
Sejumlah mahasiswa KKN Universitas Malikussaleh Kelompok 406 memproduksi Bucin dan Hani untuk masyarakat Desa Teluk Kemiri, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, Jumat (11/11/2020). Foto: Ist.

BUDAK cinta alias bucin menjadi frasa yang akrab di telinga generasi milenial sekarang ini. Demikian juga dengan sebutan honey (baca: hani) yang menjadi sebutan jamak untuk orang-orang istimewa di hati.

Sejumlah mahasiswa Universitas Malikussaleh yang sedang melakukan KKN, malah memproduksi Bucin dan Hani untuk masyarakat Desa Teluk Kemiri, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang pada Jumat (11/11/2020). Tak pelak, Bucin dan Hani langsung dirubungi warga yang penasaran ingin melihat proses pembuatannya.

Ketua Kelompok 406, Muhammad Rizwan Ferdiansyah, berpromosi, Bucin dan Hani buatan mereka membuat hidup sehat dan bisa menangkal virus korona kalau digunakan secara teraatur dan benar. “Bucin dan Hani made in kami dijamin tidak membuat galau,” ujar Rizwan sambil tersenyum.

Di Gedung Serbaguna, Desa Teluk Kemiri, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, mereka membuat Bucin dan Hani dari texapon, gliserin, NaCl, SLS, pewangi dan pewarna pakaian. Yah, Bucin tersebut adalah sebutan mahasiwa Kelompok 406 untuk sabun yang mereka buat. “Sedangkan Hani jadi merek hand sanitizer buatan kami,” tambah mahasiswa Prodi Teknik Sipil tersebut.

Di hadapan warga, Rizwan dkk mendemonstrasikan langsung cara membuat sabun dan hand sanitizer di hadapan masyarakat Desa Teluk Kemiri. Masyarakat yang baru pertama kali melihat proses tersebut, merasa tertarik. “Aromanya harum. Tak kalah dengan sabun yang dijual di pasaran,” ungkap Taufik, seorang warga Desa Teluk Kemiri.

Proses pembuatan sabun tersebut dilakukan Rizwan cs dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Selain menjaga jarak, warga yang hadir dan mahasiswa tetap menggunakan masker. “Hanya dalam kondisi tertentu, seperti ketika mengaduk cairan, jarak kami mungkin tidak sampai semeter. Tapi itu tidak berlangsung lama,” jelas Rizwan.

Mahasiswa KKN Kelompok 406 beranggotakan enam orang yang terdiri dari Muhammad Rizwan Ferdiansyah, Eka Santika, Nelly Agusmaida Sinaga, dan Nisa Fahira (Teknik Sipil). Kemudian, Almia Permata Putri (Teknik Kimia) dan Nur Afni (Sistem Informasi). Mereka berada di bawah bimbingan Zulfan M Hum.

Menurut Eka Santika, selain mengajak dan memberikan pelatihan pembuatan sabun dan hand sanitizer, kegiatan itu juga bertujuan untuk meningkatkan skill dan pengetahuan masyarakat Desa Teluk Kemiri. “Harapan kami, warga juga bisa memproduksi sendiri karena prosesnya sangat mudah,” tambah Eka Santika di hadapan belasan warga Teluk Kemiri yang menyaksikan proses tersebut.

Kegiatan diawali dengan penjelasan alat dan bahan beserta kegunaannya dan juga cara kerjanya. Kemudian Rizwan dkk beserta warga yang hadir langsung memulai proses pembuatan sabun dengan mencampurkan bahan tersebut satu-persatu dalam ember yang kemudian diaduk sampai menjadi larutan homogen.

“Setelah itu semua larutan tersebut disatukan lagi ke dalam ember berukuran besar dan diaduk hingga semua bahan tercampur rata,” jelas Almia Permata Putri. Mahasiswi dari Teknik Kimia tersebut dengan mahir bisa menjelaskan jenis bahan yang diperlukan dan manfaatnya.

Ketika masa KKN berakhir nanti, mahasiswa Kelompok 406 sudah meninggalkan karya bermanfaat bagi warga Teluk Kemiri. Aroma Bucin dan Hani agar hilang setelah mereka meninggalkan Teluk Kemiri, tapi keterampilan meramu sabun akan tetap bermanfaat sepanjang masa. [Ayi Jufridar]

 


Kirim Komentar