2022 Tahun Kebangkitan Pariwisata, Aceh Berpotensi di Wisata Halal

SHARE:  

Humas Unimal
Program Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh menggelar webinar tentang potensi wisata pasca-pandemi, Sabtu (16/4/2022). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe –  Tahun 2022 merupakan tahun kebangkitan kembali dunia pariwisata ditandai dengan melandainya pandemi Covid-19 serta dibukanya keran wisatawan dari mancanegara secara terbatas. Aceh diharapkan bisa mengambil bagian dari kondisi tersebut dengan mempromosikan kembali destinasi wisata halal dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang ada.

Tahun 2022 adalah tahun pemulihan dan daerah perlu membuka lebih banyak peluang kerja dan pariwisata untuk peningkatan pendapatan daerah. Ada beberapa kebijakan pemerintah terhadap pariwisata yang membutuhkan penyesuaian seperti kelengkapan administrasi perjalanan dan kelengkapan vaksin.

Demikian antara lain pemaparan dosen dan peneliti dari Universitas Negeri Medan, Dr Zulkarnain Siregar ketika memberikan kuliah umum secara daring bagi mahasiswa dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Sabtu (16/4/2022).

Menurutnya, Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe termasuk daerah yang menyimpan sejuta pesona, fasilitas lengkap, serta memiliki beragam destinasi wisata alam, budaya, historikal, sampai wisata buatan. “Banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan,” ujar Zulkarnain dalam webinar yang dipandu Koordinator Program Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Marbawi Adamy.

Dijelaskan Zulkarnain, pemulihan kegiatan kepariwisataan pada 2022 ini mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Indonesia dan khususnya Aceh. “Kedua sektor tersebut menjadi sebagian lini utama yang terganggu akibat pandemi Covid-19,” tambahnya.

Setelah hampir tiga tahun terakhir dunia pariwista terpukul akibat pandemi, Zulkarnain menilai kegiatan ini tidak sekadar dianggap keinginan, melainkan kebutuhan. Dua penyebab utamanya pengembangan pariwisata adalah terjadi peningkatan ekonomi middle class atau masyarakat kelas menengah dan digitalisasi.

“Masyarakat kelas menengah kini tidak lagi mengejar produk konsumsi untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Setelah membeli hal basic seperti rumah dan mobil, mereka fokus pada pencapaian aktualisasi diri yang dapat diwujudkan melalui wisata, jalan-jalan, foto, dan share ke media sosial lalu menjadi trending,” papar Zulkarnain.

Ia berpendapat ada beberapa kebutuhan wisatawan yang harus dipenuhi suatu daerah, antara lain informasi keamanan yang  sangat penting dan mendasar agar wisatawan merasa nyaman dan aman bersama keluarga, sahabat, dan relasi perkantorannya. Hal lain adalah infrastruktur teknologi berupa jaringan internet, informasi digital dan media sosial juga menjadi pertimbangan. [ayi]

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar