Jadi Narasumber Talkshow Penurunan Stunting, Deassy Sampaikan Hal ini

SHARE:  

Humas Unimal
Deassy Siska MSc (paling kiri) dalam Talkh Show Penurunan Stunting di RRI Lhokseumawe, Senin (7/11/2022). Foto; Ist

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Dosen Universitas Malikussaleh, Deassy Siska MSc yang merupakan  PIC Pendampingan Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Aceh Utara dan Lhokseumawe  SK BKKBN Pusat & Konsorsium Forum Rektor Indonesia menjadi  salah satu nara sumber dalam Talk Show RRI PRO 1 yang disiarkan pada frekuensi 89,3 FM Lhokseumawe , Senin (7/11/2022). Talk Show bertema, “Percepatan Penurunan Stunting Kota Lhokseumawe” tersebut menghadirkan dua narasumber lain yaitu (Pj) Wali Kota Lhokseumawe, Dr Drs  Imran dan Kepala BKKBN Perwakilan Wilayah Aceh Sahidal Kastri  MPd. Talk Show yang direlay seluruh stasiun RRI se-Indonesia itu merupakan salah satu rangkaian realisasi rembuk stunting yang telah dilakukan kota Lhokseumawe 1 November 2022 lalu.

Mengawali,  pembawa acara, Sofyan dari RRI menanyakan kepada (Pj) Walikota Lhokseumawe, Dr Drs Imran mengenai kondisi stunting Kota Lhokseumawe saat ini. Imran mengatakan persoalan serius yang terjadi saat ini adalah kondisi buruk pada penduduk yang mengakibatkan terjadinya stunting atau tumbuh kerdil pada anak. “Stunting merupakan sebuah kondisi terhambatnya pertumbuhan fisik yang lebih pendek dari standar umurnya terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sebagai indikasi otak dan sel tumbuh anak tidak berkembang secara optimal,” terang Imran.

Berdasarkan data survei status gizi, kata Imran, prevalensi stunting di Kota Lhokseumawe mencapai  27,4 persen. Sedangkan data elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat yaitu 9,9 persen. Kondisi tersebut, tentu akan berdampak pada tingkat kecerdasan, kemampuan kognitif, dan kesehatan karena mudah sakit. “Oleh karenanya, percepatan penurunan stunting menjadi prioritas pemerintah, baik pusat maupun daerah,” kata Imran.

Sementara itu, Deassy Siska MSc, menyampaikan bahwa Universitas Malikussaleh sudah sejak lama menaruh fokus dengan stunting. Pada tahun 2019, Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra Asean Eng memaparkan tentang  problem stunting Aceh di University of Nottingham, Inggris  tepatnya 23-24 Juni 2019. Kemudian melalui program MBKM, Unimal melaksanakan kegiatan KKN Tematik Mahasiswa Peduli Stunting di Kecamatan Nisam Antara Kabupaten Aceh Utara selama empat bulan yakni September 2021 hingga Januari 2022 di empat desa dengan jumlah mahasiswa 60 orang.

Selanjutnya pada 16 Juni 2022 lalu, Unimal mengadakan KKN Regular Semester Genap 2021/2022 dengan tema "Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Serta Budaya Hidup Bersih dan Sehat Tanpa Ttunting". KKN tersebut fokus pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Pirak Timu dan Kecamatan Paya Bakong dengan jumlah peserta yang dikirimkan 301 mahasiswa. Unimal terus berkomitmen untuk membantu pemerintah menyukseskan percepatan penurunan prevalensi Stunting Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara,”  ungkap Deassy.

Pada bagian akhir, Sahidal Kastri  mengatakan bahwa kasus stunting memang masih cukup tinggi di Aceh saat ini. Namun, Pemerintah Aceh sejak beberapa tahun terakhir ini telah berupaya untuk menekan angka stunting dengan berbagai cara, misalnya dengan sosialisasi mengenai pemenuhan nutrisi di 1.000 hari pertama kehidupan anak, yang merupakan fase penting dalam pencegahan stunting.

“1.000 hari pertama merupakan masa yang penting bagi seseorang, yaitu sejak masih di dalam kandungan hingga usia dua tahun itu yang paling menentukan masa depan dari kondisi fisik dan psikis dari kehidupan seseorang. Jadi asupan gizi itu harus betul-betul diperhatikan,” pungkas Sahidal.[ryn]


Kirim Komentar