UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Salah satu produk inovasi lokal yang ikut hadir saat Bazar Unimal Minggu (8/9) ialah Kacho. Sang pemilik usaha ini, Dedy Iswanto, adalah anak asli Krueng Mane, Aceh Utara yang memulai usaha ini sejak tahun 2010.
Usaha ini dilakukannya sebagai exit strategy ketika Aceh mulai ditinggalkan donor pasca-rehabilitasi dan tsunami Aceh. Usaha ini awalnya sebuah pertaruhan karena hampir banyak orang tidak melirik usaha coklat, berbeda dengan kopi. “Kalau kopi dimana-mana orang membuka usaha. Mesin yang digunakan juga hanya tiga buah. Tidak demikian dengan produk coklat yang mesin pengolahannya lebih banyak dan rumit”, kata Dedi alias Kulo yang memberikan komentar kepada unimalnews di sela-sela menjajakan usahanya.
Padahal menurut Dedy, kopi Indonesia termasuk memiliki kualitas nomor tiga terbaik di dunia, dan coklat Aceh termasuk terbaik se-Sumatera. Banyak publik yang tidak pernah tahu bahwa bahan baku coklat Aceh kerap diekspor ke luar dan dijadikan industri coklat branded.
Saat unimalnews mencoba merasakan coklat Kacho yang menjadi akronim karamel chocolate, terasa bahwa tekstur cokelatnya lebih panggah dengan rasa manis moderat. Berbeda dengan rasa coklat dari salah satu merek ternama di Indonesia yang berkesan banyak susu sehingga lebih enek, coklat Kacho ini lebih kurang susu. Bahan baku coklatnya berasal dari wilayah Nisam, Nisam Antara, bandar Baroe, dan Sawang Aceh Utara yang diolah secara tradisional dan tanpa pengawet sehingga baik bagi kesehatan. “Coklat ini bahkan aman bagi penderita diabetes, ungkap Dedy berpromosi.
Sarjana lulusan perguruan tinggi ternama di Yogyakarta ini mengatakan bahwa masyarakat Aceh harus lebih berani berwirausaha, tanpa harus tergantung dengan pemerintah. “Jadilah orang merdeka, sehingga sikap dan tindakan kita tidak terjebak pada kepalsuan, petatah-petitih dan hipokrit”, ungkapnya diplomatis. Selamat untuk usaha coklat. Semoga tetap setia sebagai mitra inovasi dan bisnis Universitas Malikussaleh.[tkf]