Di Gampong Alen, Mahasiswa KKN 74 Pelajari Tradisi Peusijuk Bunteng Padee

SHARE:  

Humas Unimal
Di Gampong Alen, Mahasiswa KKN 74 Pelajari Tradisi Peusijuk Bunteng Padee. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhoksukon - Momen berharga yang didapat oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Malikussaleh kelompok 74 yang sedang mengabdi di Gampong Alen, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara pada Minggu (18/1/2025).

Mereka secara langsung merasakan dan mempelajari tradisi lokal masyarakat dalam acara Peusijuk Bunteng padee ketika pucuk biji padi mulai tumbuh pada lahan persawahan.

Tradisi ini bertujuan untuk menolak bala dan memohon agar biji padi yang baru muncul tumbuh subur serta memberikan hasil yang melimpah. 

"Acara ini juga merupakan bentuk rasa syukur atas hasil pertanian yang telah diperoleh, sekaligus doa untuk keberkahan tanaman padi yang baru tumbuh," ungkap Muhammad Reichan Alfikri selaku ketua kelompok melalui rilis yang diterima Unimalnews, Senin (20/1/2025).

Alfikri juga menjelaskan rangkaian acara dimulai dengan memasak bubur, yang menjadi bagian dari makanan sajian dalam tradisi ini. 

"Bubur yang dimasak ini merupakan simbol dari keberkahan yang diharapkan atas hasil pertanian, khususnya padi yang baru ditanam. Setelah bubur selesai dimasak, masyarakat bersama-sama mengadakan doa yang dipimpin tokoh agama, untuk memohon kepada Allah SWT agar diberi kelimpahan hasil pertanian, terhindar dari segala bala dan agar biji padi yang baru tumbuh dapat berkembang dengan baik," jelasnya.

Setelah doa bersama, kata Alfikri, acara dilanjutkan dengan ritual Peusijuk, yaitu pembagian tampung tawar yang diletakkan di setiap lahan pertanian milik warga. 

"Ritual ini dilakukan dengan harapan agar tanah dan tanaman diberkahi, padi tumbuh subur, serta hasil panen dapat melimpah. Tampung tawar yang dibagikan menjadi simbol kebersamaan dan gotong-royong antarwarga dalam menjaga kelestarian alam dan hasil pertanian," lanjutnya.

"Acara Peusijuk bunteng padee di Gampong Alen Syamtalira Bayu menjadi bukti kuatnya tradisi yang tetap hidup di tengah masyarakat, sebagai bentuk syukur dan harapan untuk keberkahan pertanian yang berkelanjutan," tambahnya.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Sullaida MM mengungkapkan rasa bangganya terhadap kontribusi dan keaktifan mahasiswa dalam acara sosial di gampong.

"Acara sosial ini sangat penting dalam menjaga kelestarian budaya dan tradisi masyarakat. Kehadiran mahasiswa KKN di tengah-tengah masyarakat tidak hanya memberikan dukungan, tetapi juga menjadi bagian dari pembelajaran mereka terkait tradisi lokal untuk keberlanjutan pertanian," tutupnya. [fzl]


Berita Lainnya

Kirim Komentar