Bersama PMI, Mahasiswa KKN Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Zona Merah

SHARE:  

Humas Unimal
Dua orang mahasiswa KKN Universitas Malikussaleh (APD berwarna kuning) bersama PMI, sedang bersiap melakukan penyemprotan disinfektan ke beberapa titik lokasi di Kota Bukittinggi. Foto; Ist

UNIMALNEWS | Bukittinggi – Bukittingi ditetapkan menjadi salah satu daerah di Provinsi Sumatera Barat yang dikategorikan dalam zona merah penyebaran Covid-19. Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sumatera Barat sejak 22 April belum mampu memberikan dampak yang signifikan untuk menekan jumlah korban positif Covid-19.

Dua orang mahasiswa KKN Universitas Malikussaleh yaitu Harbi Rahmadhi dan Muhammad Fahdlul Rizal bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bukittinggi melakukan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh di kota tersebut. Kedua mahasiswa ini tergabung ke dalam Kelompok 157 dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Prof Dr Apridar.

Harbi mengatakan kepada Unimalnews, Jumat (15/5/2020),  kegiatan yang dilakukan yaitu menyemprotkan disinfektan ke area yang  kontak langsung dengan manusia seperti dinding, pagar, teras rumah, pintu, jendela bahkan ke dalam rumah juga. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan mesin steam untuk daerah yang bisa dilalui mobil, sedangkan gang sempit dilakukan dengan menggunakan mist blower.

Sejak melaksanakan KKN tanggal 21 April 2020 sudah semua kelurahan  dilakukan penyemprotan disinfektan, bahkan sudah ada kelurahan yang dilakukan penyemprotan sebanyak dua kali. Hal tersebut dilaksanakan dengan semakin meningkatnya kasus Covid-19 pada masa pemberlakuan PSBB.

Sejak dinyatakan tiga kelurahan di Kota Bukitinggi sebagai zona merah, intensitas penyemprotan di Kota Bukittingi mengalami peningkatan. Berbagai fasilitas umum seperti  Puskesmas, tempat ibadah, pasar,  bank dan fasilitas umum lainnya menjadi sasaran penyemprotan.

Prof Dr Apridar yang menjadi DPL kedua mahasiswa mengatakan bahwa, upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Kota Bukittingi harus dilakukan secara efektif agar jumlah korban yang terpapar bisa diturunkan. Prof Apridar juga mengingatkan mahasiswa KKN selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam melaksanakan penyemprotan.[ryn]

 


Kirim Komentar