Lhokseumawe Makin Kondusif untuk Investasi

SHARE:  

Humas Unimal
Wakil Ketua DPRK Lhokseumawe, Teuku Sofianus, menyebutkan Lhokseumawe kian kondusif

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Kota Lhokseumawe yang dulu dikenal sebagai daerah Petrodollar harus mengembangkan sektor jasa dan tidak lagi bergantung kepada APBK atau APBA. Kota Lhoksuemawe dipandang semakin kondusif untuk investasi baik dalam maupun luar negeri.

Wakil Ketua DPRK Lhokseumawe, Teuku Sofianus, menyebutkan situasi politik dan keamanan di Lhokseumawe sangat stabil untuk investasi. Dia mengaku tindak kriminal masih terjadi, tetapi masih dalam kondisi yang masih terkendali dan tidak menganggu investasi.

Pernyataan itu sampaikan Sofianus dalam wawancara khusus dengan Tim Peneliti Premier Oil Ltd dari Universitas Malikussaleh, baru-baru ini. Menurutnya, kondisi perpolitikan di Lhokseumawe kini semakin kondusif dan lebih berwarna.

“Tidak ada lagi partai yang dominan memperlihatkan masyarakat Lhokseumawe semakin beragam,” ujar politisi dari Partai Demokrat tersebut.

Mengenai investasi Premier Oil Ltd di Blok Andaman II, Sofianus yang akrab disapa Pon Cek mengatakan bisa bersinergi dengan penetapan Kota Lhokseumawe sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Ia mengharapkan investasi tersebut bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat. “Lhokseumawe tidak boleh lagi bergantung kepada kegiatan pemerintah, tetapi swasta harus bergerak,” ujar Sofianus.

Ia mengaku ada beberapa kontraktor yang mengeluh karena banyak tender proyek yang tertunda akibat pandemi Covid-19.  “Saya bertanya ke mereka, apakah mereka sudah menyelesaikan tanggung jawab sebagai kontraktor seperti memperbaharui perizinan, membayar pajak, membayar retribusi sampah, dan sebagainya,” tambah Sofianus seraya menyinggung tumpukan sampah di berbagai titik di Lhokseumawe.

Senada dengan Sofianus, Wakil Ketua Komisi C Bidang Infrastruktur DPRK Lhokseumawe, Dicky Saputra, mengingatkan masyarakat agar tidak lagi bergantung kepada APBK dan APBA dalam kegiatan perekonomian. “Lhokseumawe adalah Kota Jasa, itu yang harus dikembangkan,” ujar Dicky Saputra kepada Tim Peneliti dari Universitas Malikussaleh, Senin (7/9/2020).

Ia memandang kehadiran investasi di Aceh bisa memperbaiki kondisi perekonomian di Lhokseumawe dan sekitarnya serta mengurangi angka pengangguran. Dalam rekruitmen tenaga kerja. Dicky mengharapkan perusahaan mengutamakan tenaga kerja lokal sejauh memiliki kapasitas.

Dalam pengelolaan dana tanggung jawab sosial dari perusahaan, Dicky mengharapkan bisa mendukung potensi lokal, tidak seperti selama ini yang disebutnya sebagai "dana assalammualaikum" saja. Perusahaan harus memiliki pilot project dalam pengelolaan CSR. “Kalau berhasil, kembangkan ke daerah daerah. Tapi jangan terlalu berharap pada dana CSR. Ini hanya bonus saja,” ujar Dicky mengingatkan. [ayi]

Baca juga: Bupati Aceh Utara: Kita Harus Membuat Investor Nyaman


Kirim Komentar