Unimal Ikut Partisipasi Rencana Pembangunan Islamic Centre Terbesar seAsia

SHARE:  

Humas Unimal
Rektor bersama unsur tokoh masyarakat Bener Meriah dan Tim Nawacita Presiden Joko Widodo hadir di tempat peletakan batu pertama di Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah, Sabtu (7/2/2021). Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Redelong – Untuk memacu perkembangan Islam rahmatan lil alamin, Unimal ikut serta dalam upaya percepatan program pendirian Islamic Centre. Kegiatan itulah yang dihadiri oleh Rektor Unimal dan rombongan saat mufakat terkait deklarasi pendirian Islamic Centre, yang ground breaking-nya dipusatkan di Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah pada Sabtu (6/2/2021). Pada pertemuan tersebut ikut dihadiri oleh tokoh masyarakat, muspika, tokoh agama, dan Tim Nawacita Presiden Joko Widodo.

Adapun dari tim Unimal, disamping rektor Unimal, Dr Ir Herman Fithra, ASEAN Eng; juga hadir mantan rektor, Prof A Hadi Arifin; mantan dekan FEB Unimal, Dr Faisal Matriadi; Iskandar Zulkarnain, PhD; dan Kepala UPT Kehumasan dan Hubungan Eksternal, Teuku Kemal Fasya.

Pada pertemuan yang penuh keakraban tersebut, Herman Fithra menyambut baik tujuan pendirian Islamic Centre, yang telah menjadi cita-cita Presiden Joko Widodo sejak masa pertama kepemimpinannya. Seperti yang disampaikan oleh Tim Nawacita, FX Sunarto, sejak pertama Jokowi menginginkan ada Islamic Centre terbesar se-Asia. Ini tak lain karena Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia telah memberikan contoh baik pada pembangunan keberagaman dan kebangsaan yang kuat.

“Ormas Islam besar di Indonesia juga modal besar dalam mewujudkan Islam yang moderat dan damai, yang bisa menjadi contoh dunia Islam lainnya. Maka tak salah jika nama programnya adalah Bandar Islamic Centre Joko Widodo, karena tanah Gayo juga adalah rumah kedua bagi beliau,”ungkapnya. Usulan ini langsung diamini oleh segenap peserta yang hadir. Turut menjadi saksi dalam pertemuan itu ialah Pak Amantur, orang tua angkat Presiden Jokowi.

Pada kegiatan tersebut, di samping mengunjungi titik pembangunan yang telah diresmikan oleh Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT pada akhir Desember 2020, juga dilanjutkan dengan mematangkan konsep proposal yang akan diajukan kepada Presiden Jokowi, termasuk mendirikan pesantren terpadu yang berwawasan islamisme, nasionalisme, dan keterampilan dan juga menghadirkan pusat riset kopi terapan yang akan membantu meningkatkan kuantitas produksi dan grade kopi Gayo yang dikenal sebagai salah satu terbaik di dunia.

Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan membangun kesepahaman antarbupati tiga wilayah di dataran tinggi Gayo, yaitu di Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Proses itu akan difasilitasi oleh Rektor Unimal. Percepatan rencana kerja ini agar peresmian Islamic Centre ini bisa dilaksanakan sebelum masa pemerintahan Jokowi berakhir. Tentu hal tersebut menjadi salah satu legacy penting di samping proyek infrastruktur yang telah digalakkan saat ini. [tkf]


Kirim Komentar