Yusrizal: Politik itu Harus Dibangun Secara Konstruktif

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, Yusrizal. Foto: Doc Humas Unimal

UNIMANEWS | Lhokseumawe - Dosen Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh, Yusrizal menjadi pemateri di acara pelatihan pendidikan politik bagi masyarakat yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Aceh di Aula Kantor Walikota Lhokseumawe, Rabu (7/7/2021).

Acara tersebut dibuka oleh Kesbangpol Kota Lhokseumawe, T. Mansur. Kemudian kegiatan tersebut diisi oleh Drs. Arsy, Kepala Bidang Politik dalam Negeri Bakesbangpol Provinsi Aceh, Drs Taufan Mantan Kepala Kesbangpol Kota Lhokseumawe, Kepala Bidang pada Bappeda Provinsi Aceh, Zulfikar terkait kebijakan arah politik Provinsi Aceh. Tamu undangan yang hadir yakni, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, BEM, dan ormas.

Dosen Fakultas Hukum yang juga Ketua Pusat Studi Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Malikussaleh, Yusrizal mengatakan, politik itu dijalankan secara konstruktif untuk kemajuan bangsa dan negara, bukan politik-politik yang destruktif yang merusak. Jadi pada kesempatan itu, dirinya mengambil tema “Demokrasi dan peran masyarakat dalam politik”.

“Politik yang dibangun harus dengan cara yang santun dan beretika. Karena demokrasi itu bebas tapi ada batas koridor hukum, agama, sosial dan budaya, serta kearifan-kearifan lokal,” katanya.

Yusrizal menyebutkan, para politisi di Aceh seharusnya bisa memberi edukasi politik kepada masyarakat secara konstruktif dan bisa memberikan solusi setiap permasalahan sosial dan politik yang muncul di lingkungan masyarakat, umumnya Aceh.

“Politik yang dibangun di Aceh itu harus bersifat konstruktif agar bisa memberikan solusi setiap problem sosial dan politik yang ada di Aceh. Bukan hanya mengungkapkan persoalan tapi juga harus bisa memberikan solusi bagi pembangunan Aceh kedepan. Jadi politik di Aceh harus dibangun dengan cara yang santun, dan berektika menunjukan harkat dan martabat kita sebagai orang Aceh,” tutupnya.[tmi]


Kirim Komentar