Tiga Dosen FEB Unimal Jadi Khatib Idul Adha, Simak Isi Khutbahnya

SHARE:  

Humas Unimal
Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Mohd Heikal, menjadi khatib salat Idul Adha 1443 H di lapangan Masjid Baitul Huda, Kutablang, Lhokseumawe, Selasa (20/7/2021). Foto: Ayi Jufridar.

UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Tiga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, menjadi khatib salat Idul Adha 1442 H pada 20 Juli 2021. Ketiganya mengajak umat Islam meneladani keihklasan berkurban  Nabi Ibrahim dan kepatuhan Nabi  Ismail kepada orang tua yang menjadi salah satu kisah inspiratif dalam Al Quran.

Ketiga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang menjadi khatib adalah Ustaz Nazli Hasan Lc di Masjid Jamik, Ustaz H Dr Mohd Heikal di Kutablang, serta Dr Damanhur Abbas di Masjid Taqwa Muhammadiyah Lhokseumawe.

Menjadi khatib di lapangan depan Masjid Baitul Huda, Kutablang, Ustaz Heikal mengingatkan bahwa kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sering diulang setiap Idul Adha agar menjadi iktibar bagi semua umat, apalagi di tengah situasi sulit sekarang ini yang menuntut kepedulian umat terhadap orang yang tertimpa kesulitan.

Ustaz Heikal mengingatkan bahwa hewan kurban bukan semata sebagai kendaraan di jalan Allah, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian sosial kita terhadap sesama yang saat ini sangat dibutuhkan. “Filosofinya, yang disembelih bukan leher binatang, tetapi sifat-sifat kebinatangan dalam diri kita,” ujar ketua Prodi Manajemen tersebut.

Tentang kepatuhan Nabi Ismalil terhadap ayahnya Nabi Ibrahim, Heikal menyebutkan sebagai bentuk kepatuhan yang harus menjadi teladan bagi semua karena meski meninggalkan keluarganya dalam waktu lama di tengah gurun tandus, Nabi Ismail tetap patuh kepada ayahnya dalam menjalankan perintah Allah.

Ustaz Heikal juga menyinggung masalah jender dalam sejarah Nabi Ibrahim yang belum memiliki anak setelah 86 tahun menikah dengan Siti Sarah. Kemudian Siti Sarah merestui pernikahan Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar.

“Tapi ketika Nabi Ibrahim memiliki anak dari Siti Hajar, Siti Sarah mulai cemburu. Begitulah perempuan, cemburu adalah adalah normal dan wajar. Bahkan kalau ada perempuan yang tidak cemburu sama sekali, patut dipertanyakan,” kata Heikal.

Menyangkut ibadah haji yang sudah dua tahun tidak bisa terlaksana akibat pandemi Covid-19, Heikal mengingatkan kisah Ibnu Mubarak yang bermimpi di Masjidil Haram tentang percakapan dua malaikat. Dalam percakapan itu, disebutkan bahwa dari sekitar 700 ribu jamaah haji, tidak ada yang diterima ibadahnya.

Namun karena ibadah seorang tukang sol sepatu, Al-Muwafaq yang tidak bisa berangkat haji, seluruh ibadah Jemaah haji diterima Allah. Ibnu Mubarak kemudian menjumpai Al-Muwafaq dan mengetahui keikhlasan tukang sol sepatu tersebut yang rela tidak naik haji karena membantu fakir miskin.

Masalah kepatuhan anak kepada orang tua juga diingatkan Ustaz Damanhur Abbas ketika menjadi khatib dalam salat Idul Adha di halaman Masjid Taqwa Muhammadiyah Lhokseumawe. Menurut Damanhur, kisah kepatuhan Nabi Ismail kepada ayahanda Nabi Ibrahim harus menjadi teladan bagi umat manusia. “Berbuat baiklah kepada orang tua kita, walaupun mereka sudah tiada,” ujar dosen Ekonomi Syariah tersebut.

Di Masjid Jamik, Ustaz Nazli Hasan Lc mengingatkan jamaah agar tidak bersedih hati ketika mendapat cobaan Allah dalam bentuk apa pun. “Kalau diberi nikmat bersyukurlah. Kalau diberikan cobaan, bersabarlah,” pesan Ustaz Nazli.

Ia mengajak Jemaah untuk meneladani keluarga Nabi Ibrahim yang sangat tawakal kepada Allah dalam cobaan yang berat sepanjang perjalanan hidupnya. “Dalam Al Quran hanya dua nabi yang Allah katakan menjadi suri teladan dan Allah lekatkan bersama Nabi Muhammad dalam salawat, yakni Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad,” kata Ustaz Nazli. [ayi]

Baca juga: Dua Dosen FEB Jadi Narasumber Lokakarya STIE Bumi Persada


Kirim Komentar