UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Dosen Universitas Malikussaleh, Juni Ahyar M Pd, menjadi narasumber webinar yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sabtu (28/8/2021). Ia mengingatkan pentingnya memilih dan memilah setiap informasi dengan kritis sebelum menyebarkannya serta membagikan tips aman di dunia maya.
Dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, Juni Ahyar membahas tentang “Pentingnya Memahami Fitur Keamanan Digital untuk Melindungi Privasi dan Keamanan Data”. Ia mengingatkan pentingnya memahami kejahatan di dunia maya (terutama media sosial).
Menurut Juni, sejumlah kejahatan umum yang sering terjadi melalui media sosial seperti ancaman online (online threats), penguntit (stalking), dan perundungan di dunia maya (cyber bullying). “Kejahatan yang paling sering dilaporkan di media sosial melibatkan orang-orang yang membuat ancaman, intimidasi, pelecehan, dan penguntit orang lain,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, juga ada kejahatan peretasan (hacking) dan penipuan, pembelian atau penjualan barang ilegal, pembuatan profil palsu, dan persahabatan melalui akun palsu. Juni mengingatkan agar berhati-hati mengunggah data pribadi ke media sosial karena rentan disalahgunakan. “Pencurian dan penipuan paling sering terjadi di media sosial, terkadang setelah mengambilalih akun orang lain,” jelas Juni dalam webinar yang diikuti sekitar 90 peserta.
Menyangkut tingginya kasus kejahatan melalui internet, Juni Ahyar memaparkan sejumlah tips untuk menghindarinya agar bisa berinternet secara aman. Pertama adalah be friendly, dan jadilah bentuk terbaik dari diri sendiri. Kedua, gunakan bahasa Indonesia (atau bahasa lain) yang baik dan benar. Ketiga, gunakan setting privasi. Keempat, pastikan URL situs sudah HTTPS sebelum mengunggah data pribadi.
“Kelima, jangan share sesuatu secara berlebihan. Dan yang terakhir, langsung non-aktifkan atau hapus profil media sosial yang tak lagi digunakan,” jelas Juni dalam webinar yang dipandu Lovenia Viona Gultom.
Dosen bahasa Indonesia itu juga mengingatkan bahaya internet bagi anak-anak sehingga membutuhkan pengawasan orang tua ketika anak-anak sedang online. Orang tua bisa memainkan peran dalam meningkatkan literasi digital anak-anak seperti mengizinkan anak-anak untuk bereksperimen dengan perangkat daring.
“Orang tua harus menjelaskan kepada anak-anak bagaimana menggunakan teknologi secara bertanggungjawab. Anak-anak juga harus mengetahui haknya dan menghormati hak orang lain di dunia maya. Anak-anak juga harus diajarkan bermain internet dengan aman dan nyaman,” jelas Juni seraya menambahkan orang tua harus mengetahui konten yang diakses anak-anak.
Untuk menjadi warga digital yang positif dan aman, ada beberapa langkah disampaikan Juni Ahyar, yaitu dengan memilah informasi yang akan disebar apakah berdampak baik atau tidak. Tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, paspor/KTP, kata sandi (password), dan alamat rumah.
Ia juga menyarankan agar warganet tidak mudah percaya berita terhadap informasi tidak masuk akal dan jangan ikut menyebarkannya. Pencurian data dan penipuan bisa dihindari dengan tidak meng-klik tautan (link) sembarangan. “Gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas baik untuk akun maupun gawai. Biasakan menggunakan two step authentication. Bila menerima informasi yang tidak nyaman, jangan tergesa-gesa merespons. Konsultasikan dan konfirmasi kebenarannya,” pungkas Juni.
Selain Juni Ahyar, dosen Universitas Malikussaleh lainnya, Muhammad Roni MPd, juga menjadi pemateri yang membahas tentang kecakapan digital. Narasumber lain dalam webinar tersebut adalah komisioner Komisi Informasi DKI Jakarta, Nelvia Gustina; psikologis klinis sekaligus pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara; Sandi Kartasasmita M Psi; dan Senior Anchor Metro TV, Wahyu Wiwoho. [ayi]