Hidroponik kian Populer, Dosen Unimal Gelar Pelatihan Bagi Warga

SHARE:  

Humas Unimal
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh menggelar pelatihan tentang hidroponik bagi warga Gampong Paya Gaboh Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara, beberapa waktu lalu. Foto: Ist.

UNIMALNEWS | Lhoksukon – Kegiatan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa media tanah atau hidroponik, kini menjadi tren karena bisa dilakukan di tengah lahan sempit dengan hasil yang tidak berbeda dengan cara konvensional. Tren ini dijadikan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Adalah Dr Muliana dkk yang melihat peluang ini untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat di Desa Paya Gaboh Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Bersama dua anggota tim pengabdian, Dr Yusra, Dr Jamilah, dan  Muhammad Yusuf, MP serta didukung sejumlah mahasiswa program studi Agroekoteknologi, mereka memberikan pelatihan membuat media tumbuh hidroponik dari limbah organik bagi masyarakat, Kamis, (18/11/2021).

Menurut Dr Muliana, pelatihan diikuti warga dan perangkat gampong baik laki-laki maupun perempuan sebanyak 40 orang lebih. Kegiatan ini bertujuan memberi keterampilan bagi peserta untuk membuat media tumbuh hidroponik dari limbah organik bagi masyarakat binaan Paya Gaboh.

Muliana menjelaskan, limbah organik yang digunakan dalam pelatihan ini adalah arang sekam padi dan sabut kelapa. Kedua bahan tersebut banyak tersedia di Gampong Paya Gaboh dan selama ini masih menjadi sampah, bahkan menjadi sampah yang menimbulkan bau busuk, mengganggu estetika dan pencemaran lingkungan.

“Pembuangan sampah sembarangan seperti di pinggir-pinggir jalan negara menjadi marak belakangan ini. Padahal sampah tersebut, terutama sampah organik, dapat dimanfaatkan untuk yang lebih berguna  Oleh karena itu sampah organik sekam padi dan sabut kelapa perlu dimanfaatkan antara lain untuk media hidroponik,” jelas Muliana, Senin (22/11/2021).

Ia menjelaskan, pemanfaatan bochar sekam padi dan sabut kelapa sebagai media tumbuh tanaman hidroponik akan meningkatkan kesuburan tanaman. Kegiatan ini tidak perlu mengeluarkan biaya karena bahan tersebut mudah diperoleh di sekitarnya. Muliana juga menjelaskan bahwa media hidroponik yang sudah sering digunakan untuk media hidroponik adalah rockwool. Namun, bahan tersebut harganya sangat mahal, tidak alami, dan tidak terdapat di daerah sekitar warga. ”Hidroponik  merupakan solusi untuk memenuhi gizi dan menunjang ekonomi keluarga di lahan terbatas,” simpul Muliana.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut menggunakan anggaran biaya dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2021 dan didukung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Malikussaleh.[ayi] 

 


Berita Lainnya

Kirim Komentar