Menjadi Sultan di Era Digital dan Pandemi

SHARE:  

Humas Unimal
Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra memberikan sambutan dalam Program Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, akhir November 2021 lalu. Foto: Ist.

BEBERAPA waktu lalu, media massa memberikan penambahan jumlah orang kaya selama pandemi Covid-19. Data dari lembaga keuangan Credit Suisse menyebutkan, jumlah penduduk dengan kekayaan bersih di atas 1 juta dollar AS, mencapai 171.740 pada 2020 atau meningkat 61,69 persen dari tahun sebelumnya. Pada 2020 pandemi sedang berada di puncak.

Bukan hanya orang dengan kekayaan bersih 1 juta dollar Amrik yang meningkat di Indonesia. Masih menurut Credit Suisse, orang yang memiliki kekayaan di atas 100 juta dollar Amrik yang masuk kategori sangat kaya, juga mencapai 417 orang atau naik 22,29 persen dari tahun 2019.

Banyak analisis dan data yang menyebabkan sekelompok orang bertambah kaya selama pandemi sementara sebagian besar malah bertambah miskin, bahkan untuk memenuhi kebutuhan primer saja sulit.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Mariyudi, menyebutkan selain memberikan dampak negatif, kehadiran pandemi Covid-19 juga memberikan berkah tak terkira bagi pertumbuhan ekonomi termasuk di daerah.

“Berkah tersebut terlihat nyata di daerah terutama di Provinsi Aceh dan khususnya di Kota Lhokseumawe. Dalam beberapa bulan terakhir tumbuh menjamur UMKM yang bergerak di berbagai bidang seperti kafe, rumah makan, coffee shop, galeri fesyen dengan inovasi berbasis teknologi digital,” ungkapnya tatkala menjadi narasumber pada Webinar Program Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, akhir November 2021 lalu.

Mariyudi menjelaskan, di waktu yang lalu perusahaan maupun daerah sepenuhnya mengandalkan rantai pasokan dari kota besar seperti Medan dan Batam bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura dengan basis efisiensi dan daya saing. Akibatnya banyak rantai pasok industri bertumpu hanya kepada kota-kota besar tersebut. Kehadiran pandemi membuktikan struktur rantai pasok seperti itu sangat berisiko dan tidak bisa menjamin kepentingan pengusaha di daerah. Bahkan sangat membahayakan health security akibat yang berujung pada lock down, PPKM, penyekatan dll,” jelasnya.

Meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia sebagai negara ke-empat terbesar di dunia tak terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi informasi dalam wahana revolusi industri 4.0 yang menyebabkan kegiatan manufaktur terintegrasi melalui teknologi wireless, robotica, artificial intelligent, dan big data secara masif.

Mariyudi berpendapat, internet telah menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat yang hidup di era digital dan beraktivitas dengan teknologi digital. Dia memberikan tips untuk sukses berbisnis dan menjadi “Sultan” di era digital dan di masa pandemi. Menurutnya, dibutuhkan sejumlah pemahaman yang utuh tentang aturan main dalam teknologi digital seperti perannya sebagai faktor pemicu dan penggerak berlangsungnya interaksi antarwarga dalam komunitas digital. para pelaku harus mampu menelusuri, memengaruhi, serta mengatur struktur informasi lebih penting dalam dunia bisnis dibandingkan dengan memproduksi  barang. “Informasi tentang produk atau jasa, lebih penting dari pada produk atau jasa itu sendiri,” kata Mariyudi.

Ia juga berbagi sejumlah tips dan strategi yang bisa dilakukan untuk mendulang kesuksesan dari bisnis di era digital.  Selain memberikan sejumlah tips dan aturan main, Mariyudi juga menyinggung soal etika serta aspek hukum dalam bisnis di era digital.

Baru-baru ini majalah Forbes edisi 26 Oktober 2021 dalam artikel “The World’s Real-Time Billionnaires” merilis daftar nama orang terkaya di dunia dengan total kekayaan yang meningkat luar biasa. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa kesuksesan bisnis mereka terletak pada inovasi dalam berinvestasi terutama di sektor komoditas dan digital.

Optimasi teknologi digital dalam mendukung aktivitas sehari-hari makin penting. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kominfo terus melakukan akselerasi transformasi digital nasional secara simultan untuk memperkuat ketangguhan digital. 

Kementerian Kominfo menerapkan “Program Indonesia Makin Cakap Digital” yang terbagi ke dalam tiga tingkatan, yakni basic skills, intermediate skills, dan advance skills. Pelatihan SDM digital basic skills atau di tingkat dasar, dilakukan melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi yang diharapkan dapat menjangkau 12 setengah juta masyarakat terliterasi di tahun 2021 ini.

Kegiatan Webinar Literasi digital kali ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Aceh , Nova Iriansyah, dengan menghadirkan nara sumber dari akademisi dan praktisi dari industri digital, seperti Khadafiah Hilmi SPd (Kepala SMK Pariwisata TELKOM Bandung), Ersan Suria Pranoto, BA, Hons, MSC (CEO Suria Int Corp), Mariyudi (dosen digital marketing Unimal), Muhammad Nasir (Owner OLG Indonesia), dan Inta Oceania (key opinion leader, presenter, musisi, dan vlogger).

Meriyudi berharap webinar tersebut dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan kompetensi digital dan pengembangan SDM digital Indonesia. Di samping itu, kecakapan digital diharapkan dapat menjadi faktor penentu bagaimana masyarakat berinteraksi dan beraktivitas di dalam ruang-ruang digital secara produktif dan beretika.

Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan dunia kampus juga berada di garda terdepan dalam pengembangan bisnis sekaligus pengembangan pendidikan melalui teknologi digital. [Ayi Jufridar] 


Berita Lainnya

Kirim Komentar