Anda Ingin Berkontribusi Mengatasi Permasalahan Umat? Mari Membayar Zakat!

SHARE:  

Humas Unimal
Rauf Vahrizal, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh.

Oleh: Rauf Vahrizal

Banyak generasi muda Indonesia yang memiliki kemauan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi terkendala faktor ekonomi. Orang tua tidak mampu membiayai kuliah anaknya. Untuk kebutuhan sehari-hari di rumah mereka saja sering tak terpenuhi. Mereka hidup serba kekurangan.

Mereka, yang nasibnya seperti itu, merupakan sebagian besar masyarakat yang kondisi ekonominya semakin terpuruk saat pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) melanda tanah air. Bahkan, pandemi mengakibatkan merosotnya pertumbuhan perekonomian Indonesia dan negara-negara lainnya. Dunia pun terguncang.

Oleh karena itu, dibutuhkan upaya-upaya nyata yang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi masyarakat juga bisa berkontribusi untuk memberi solusi. Sehingga kondisi tidak baik-baik saja ini dapat diatasi, minimal mengurangi beban sebagian masyarakat yang sangat terdampak secara ekonomi akibat pandemi. Misalnya, kebutuhan generasi muda dari keluarga prasejahtera melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Nasib generasi penerus bangsa perlu mendapat perhatian, dan dibutuhkan solusi agar pendidikan mereka tidak terhenti di tengah jalan.

Lantas, apa kontribusi yang bisa diberikan masyarakat—terutama orang-orang kaya atau mereka yang hidup berkecukupan—untuk meringankan beban warga ekonomi lemah? Membayar zakat! Menunaikan zakat dapat menjadi salah satu solusi mengatasi permasalahan ekonomi di tengah pandemi ini. Semakin banyak orang membayar zakat makin banyak pula masyarakat yang merasakan manfaatnya.

Makna dasar kata zakat berasal dari “az-zakah”. Dalam bahasa Arab, zakat mengandung beberapa makna dan arti, di antaranya “an-nuwuw” (tumbuh), “az-ziyadah” (bertambah), “ath-thaharah” (bersih), “al baraqah” (berkah) dan “ash-shulh” (baik) [Qardhawi, 1999:34].

Zakat dalam segi istilah merupakan harta tertentu yang telah mencapai nisab, wajib dikeluarkan orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya.

Kontribusi Baznas untuk Indonesia

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) telah menunjukkan bukti konkret terkait solusi mengatasi persoalan ekonomi umat, termasuk membiayai pendidikan para mahasiswa prasejahtera. Kontribusi Baznas untuk Indonesia ini direalisasikan melalui program-program menggunakan dana hasil penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS).

Dana ZIS merupakan sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, pendistribusian dan pendayagunaanya dilakukan Baznas dengan cermat melalui Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT).

Salah satu program telah dilaksanakan, menjelang akhir tahun 2020, Baznas membuka kesempatan kepada para mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mendaftarkan diri agar memperoleh Beasiswa Cendikia Baznas (BCB). Program BCB dibuka di 101 kampus bagi mahasiswa S1 dari keluarga prasejahtera di tanah air.

Fasilitas diberikan Baznas kepada para mahasiswa tersebut, di antaranya bantuan SPP/UKT sesuai tagihan kampus atau maksimal Rp4 juta. Selain itu, pembinaan yang dilakukan bersama para mentor dari kampus dan pusat.

Program BCB ini menjadi jawaban atas permasalahan dihadapi para mahasiswa pada masa pandemi. Melalui program tersebut, Baznas telah membantu generasi-generasi emas penerus estafet Indonesia untuk terus berjuang dalam menggapai cita-citanya di masa depan.

Baznas dapat menjalankan program ini tidak terlepas dari kesadaran masyarakat membayar zakat lewat lembaga tersebut. Zakat dihimpun Baznas tentunya tidak hanya digunakan untuk membantu mahasiswa melanjutkan pendidikan, tetapi juga ada program-program lainnya dalam mengentaskan kemiskinan. Misalnya, program pemberdayaan mustahik.

Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang baik dan menganut nilai-nilai luhur Pancasila, terutama umat muslim mari lebih giat menunaikan zakat, infak, dan sedekah.

Ajakan ini dapat dilakukan siapa saja, apalagi sekarang kita berada di era digital. Kita dapat mensosialisasikan kepada masyarakat melalui media sosial tentang pentingya berzakat. Dibutuhkan upaya bersama untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya membayar zakat demi kemaslahatan bersama pula.

Ini menjadi suatu terobasan agar ke depan semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya zakat bukan hanya dari sisi agama sebagai rukun Islam, tapi juga dari perspektif membantu banyak orang yang membutuhkan perhatian bersama. Termasuk mewujudkan harapan para orang tua yang ingin anak-anaknya melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Mari membayar zakat!

 Rauf Vahrizal, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, penerima Beasiswa Cendekia Baznas. Artikel di atas dipublikasi di Portalsatu.com


Berita Lainnya

Kirim Komentar