ISTI Indriana Safitri yang biasa dipanggil Isti adalah salah satu peserta Badminton “Rektor Unimal Cup 2022” yang diselenggarakan pada 01 Juni 22 lalu berhasil meraih juara pertama di kategori ganda putri. Uniknya Isti salah satu pemain dari 18 kawan nya dengan pakaian yang berbeda, pakaiannya bak anak santri (syar’i) dengan cadar yang tidak pernah terlepas di wajahnya.
Pada pertandingan itu Isti berpasangan dengan Fataras Phonna yang merupakan mahasiswi dari Prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Isti sendiri dari Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh.
Gadis yang berusia 20 tahun itu berasal dari Aceh Tengah dan anak ke-4 dari 5 bersaudara dari pasangan Ayahanda Ajad Bin Tarim dan Ibunda Siti Muniroh. “Saya tinggal di dataran tinggi Gayo tepatnya di kampong Merah Pupuk, Kecamatan Atu Lintang. Jarak dari rumah saya ke kota kabupaten sekitar 30 Km,” kata Isti.
Isti menceritakan, pada tahun 1997 orang tuanya merantau ke Aceh. Ayahnya itu berasal dari Cianjur dan ibunya dari Bandung Barat yang bersuku bangsa sunda. Pada tahun 2020 Ia lulus dari SMA Negeri 11 Takengon. Ditahun yang sama ia resmi menjadi mahasiswi di Universitas Malikussaleh pada Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran.
“Dulu pada 5 November 2013 saya bergabung pada salah satu Club Bulutangkis yang ada di Kota Takengon PB. Casper namanya. Saya dilatih oleh beberapa pelatih yaitu Said Anggara Bayu, M. Irsan Lubis, Priyanto dan masih banyak lagi pelatih yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu,” ungkap Isti.
Sejak saat itu, Ia sering mengikuti event badminton antara lain Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI), PRA-Pekan Olahraga Aceh (PRA-PORA) dan turnamen-turnamen lainnya dalam kabupaten. Pada O2SN SMA 2018 tingkat Provinsi Aceh ia pernah meraih Medali Perak tunggal putri.
“Saya terakhir mengikuti event pada juni 2019 O2SN SMA tingkat provinsi dan kalah di semifinal. Di tahun yang sama saya mengalami sakit yang cukup serius dan harus menjalani operasi pada akhir tahun 2019. Setelah operasi saya berpikir bahwa saya tidak dapat lagi menjadi seorang atlet karena butuh waktu yang lama untuk pulih kembali. Kemudian setelah saya lulus SMA tahun 2020 saya memutuskan untuk berhijrah sampai menggunakan Niqab/cadar,” kisah Isti.
Setelah hampir 3 tahun, Isti berhenti main bulutangkis. Namun, ketika ia melihat ada pengumuman di Universitas Malikussaleh yang akan menggelar turnamen “Rektor Unimal Cup 2022” dengan mempertandingkan hanya partai ganda saja. Ia pun tertarik untuk mengikuti turnamen tersebut.
“Berhubung saya sudah tidak pernah bermain bulutangkis lagi. Dengan pakaian saya yang besar dan syar’i sama sekali tidak menghalangi saya dalam bermain Bulutangkis,” sebutnya.
Hijab dan pakaian yang syar’i itu bukan suatu penghalang bagi Isti untuk bermain Bulutangkis dan dalam mengejar impian, prestasi, dan lainnya. “Alhamdulillah atas izin Allah saya bisa meraih juara 1 dengan pasangan ganda saya. Menjawab pertanyaan dari teman-teman sekalian, bahwa saya tidak terkendala dan saya nyaman dengan pakaian saya,” tutur Isti.[Bustami Ibrahim]