UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Badan Eksekutif  Mahasiswa (BEM) Universitas Malikussaleh mendesak Dinas Pertanian Aceh untuk segera melakukan uji laboratorium benih bibit padi varietas IF8 untuk menghindari kerugian di pihak petani dan terjadinya polemik berkepanjangan tentang penggunaan benih tersebut.

Wakil Ketua BEM Unimal, Muhammad Sabar, mengatakan uji laboratorium dibutuhkan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan tentang tanaman pangan. “Jangan sampai petani yang dikorbankan,” kata Muhammad Sabar dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/7/2019).

Menurutnya, hadirnya varietas unggul IF8 dengan hasil panen produktif telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani. Pun demikian, bila tidak mengikuti ketentuan yang berlaku, bisa berpotensi melanggar hukum, seperti peredaran benih padi varietas IF8 kepada masyarakat. “Produksi dan peredaran benih tanaman harus mengacu kepada aturan perundang-perundangan yang berlaku,” tambah Sabar yang juga mahasiswa Fakultas Pertanian.

Baca Juga: Pengurus BEM Unimal Periode 2019/2020 Resmi Dilantik

Ia merincikan, produksi dan peredaran benih dari varietas unggul mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Selain itu juga harus mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian No.40/2017 tentang Pelepasan Varietas Tanaman serta Peraturan Menteri Pertanian No.12/2018 tentang Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Tanaman.   

Penggunaaan benih padi IF8 di Aceh Utara telah menimbulkan polemik karena adanya larangan menggunakan benih jenis tersebut. Di satu sisi, benih IF8 memberikan harapan baru bagi petani karena hasil produksi mencapai 11 ton lebih per hektar, dibandingkan dengan benih biasa yang berkisar antara 7 – 8 ton per hektar.

Untuk menghindari terjadi kerugian di kalangan petani, Sabar mendesak Dinas Pertanian Aceh melakukan uji lab tentang benih tersebut dan mengingatkan semua keputusan yang diambil jangan sampai mengorbankan kepentingan petani.[ayi]

Baca Juga: BEM Unimal Dukung Bawaslu Tolak Politik Uang