UNIMALNEWS | Tamiang - Menghadapi Pemilu 2024 nanti, Panwaslih Aceh melalui kabupaten/kota di seluruh Aceh telah membentuk panitia pengawas kecamatan (Panwascam) melalui proses pemilihan yang ketat. Setelah dilantik baru-baru ini mereka dibekali agar lebih siap menjalani tugas, wewenang dan kewajibannya dengan baik.
Taufik Abdullah, Dosen Ilmu Politik Universitas Malikussaleh mendapat kesempatan untuk membekali Panwascam di Pidie pada Jumat (29/10/2022) yang berlangsung di Hotel Safira. Sementara di Tamiang berlangsung hari Minggu (30/10/2022) di Grand Arya Hotel. Pada kegiatan bimtek ini, taufik membekali pengetahuan tentang paradigma demokrasi, tata kelola pemilu dan penguatan kapasitas Pengawasan.
Rilis yang diterima Unimalnews, Selasa (1/11/2022), Taufik berpandangan Pemilu Serentak 2024 nantinya akan lebih kondusif di Aceh. Berbanding Pemilu 2019 lalu kata taufik, pesta demokrasi rakyat tahun depan diyakini akan berlangsung aman dan tertib.
“Saya yakin, polarisasi ekstrem dan dinamika politik identitas, serta benturan ideologis tidak akan mengemuka, sebab Aceh telah terdidik dengan pengalaman konflik dan telah belajar dari beberapa pengalaman pemilu sebelumnya,” katanya.
Kendati begitu, Taufik berpendapat, setiap kabupaten/kota di Aceh pasti menyimpan tantangan yang berbeda satu sama lainnya. Karena itu, ia menilai kegiatan pembekalan atau bimbingan teknis pengawasan sangat diperlukan agar panwascam bisa menjalani peran-peran strategisnya dalam rangka mengawal pemilu yang sehat dan berkualitas. Secara nasional, kontestasi demokrasi kita masih berhadapan dengan beberapa potensi masalah, yaitu terkait teknis pelaksanaan, soal transparansi dan akuntabilitas, ruang dan wujud partisipasi, serta problematika kampanye diperkirakan akan berlangsung dramatis, agitatif dan provokatif.
“Kita berharap jikapun kebisingan demokrasi tanah air mencuat, tidak sampai merusak kesadaran kita sebagai sebuah bangsa yang bermartabat dan berbudaya. Kita harus optimis, pemilu tahun depan akan menghasilkan pemerintahan yang legitimate, kuat dan lebih substantif. Kita mesti yakin itu, melalui semangat pemilu luber dan jurdil akan melahirkan pemerintahan yang bersih dan berdaulat, serta lebih pro-rakyat,” ungkap Taufik.
Menurutnya, dibutuhkan kesadaran dan komitmen semua pihak dalam mengawasi berbagai bentuk kecurangan dan pelanggaran pemilu. Peran panwaslih tingkat kecamatan dan gampong sangat menentukan, menjadi ujung tombak, agar berbagai bentuk kecurangan dan pelanggaran, bukan saja diawasi, dilaporkan, tetapi upaya preventif dapat dilakukan.
“Kita berharap semua pihak memberi ruang, apresiasi dan kebebasan bagi para pengawas pemilu agar dapat bekerja dengan baik sesuai mandatnya,” sebutnya.
Disamping itu, dari sekarang panwascam mampu memetakan potensi-potensi kerentanan di basis masyarakat dan gampong. Kompetensi dan kapasitas pengawasan tentu harus anda ditingkatkan dari waktu ke waktu. Seorang panwascam mampu berkomunikasi dengan baik, memahami kondisi medan tugas, peka sosial, dan mampu mengelola emosi ketika berhadapan dengan tantangan. Kemampuan analisis terhadap situasi di wilayah kerja cukup krusial agar panwascam lebih pantas dan cerdas dalam menjalankan tugas.
“Seorang Panwascam agar bisa menjalankan kewenangannya di lapangan sejauh mungkin menjaga sikap dan integritasnya, adil, netral, kerja sama tim, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak berkompeten. Jadi, harus ada perencanaan demi menghasilkan kualitas kerja pengawasan yang baik. Upaya-upaya preventif terhadap potensi kerentanan pun sangat mungkin dilakukan oleh panwascam dari sekarang,” pungkasnya.[tmi]