Mahasiswa KKN 97 Ikut Serta Dalam Pembuatan Tikar Anyaman Pandan di Blang Nibong

SHARE:  

Humas Unimal
Mahasiswa KKN 97 Ikut Serta Dalam Pembuatan Tikar Anyaman Pandan di Blang Nibong

UNIMALNEWS | Lhoksukon – Gampong Blang Nibong merupakan sebuah desa diwilayah Kecamatan Samudera ,Kabupaten Aceh Utara yang memiliki banyak tanaman pandan berduri ,baik yang tumbuh secara liar maupun sengaja ditanam. Warga sekitar memanfaatkan pandan duri sebagai tikar yang memiliki nilai jual.

Pada kesempatan kali ini, Muthmainnah yang merupakan salah satu mahasiswa dari program studi Manajemen Universitas Malikussaleh yang menjalankan KKN- PPM di Gampong Blang Nibong melaksanakan salah satu proker (program kerja) yaitu meningkatkan UMKM warga gampong Blang nibong tersebut.

Raja Isnur Jm  ketua dari kelompok 97, mengatakan  mahasiswa memahami bagaimana cara pembuatan tikar dengan anyaman pandan berduri  guna mendapatkan hasil yang memuaskan.

“Hal inilah yang memicu perhatian kami sebagai mahasiswa untuk turun langsung membantu proses dalam pembuatan tikar anyaman pandan berduri dan melihat proses pembuatan tikar anyaman pandan yang baik dan benar dan dapat memajukan UMKM warga Blang Nibong,kecamatan Samudera,kabupaten Aceh Utara.

Ditambah lagi, Warga setempat  sangat antusias dalam mengajarkan mahasiswa dalam pembuatan tikar anyaman pandan berduri dengan baik dan benar. Sehingga kegiatan ini menjadi pengetahuan bagi kami.

Sementara itu Dosen  Pembimbing Lapangan (DPL) dr Riska Sofia MKT menyebutkan, kegiatan  ini merupakan salah satu tugas mahasiswa KKN – PPM yaitu melakukan pengabdian kepada masyarakat selain melaksanakan pendidikan dan penelitian.

Menurut Nenek Jamilah (50) warga Desa Blang Nibong ,Kecamatan Samudera ,warga yang membuat tikar pandan itu rata – rata kaum perempuan. Biasanya membuat tikar pandan untuk memanfaatkan waktu luang. Mereka rata – rata bekerja sebagai petani dan Nelayan.

“Seperti sekarang jika musim hujan mereka tidak bisa bertani ,karena tidak ada pekerjaan (tani sawah) sehingga banyak yang membuat tikar,” ujar Nenek Jamilah saat membuat tikar di Balai Keuchik,Jumat (11/11/2022).

Selain Nenek Jamilah,sebagian besar warga sekitar sangat mahir membuat tikar pandan.Pembuatan tikar pandan itu dilakukan sendiri,mulai dari mengambil daun pandan,memisahkan durinya, sampai proses penyulaman.’Satu tikar ini bisa selama dua hari,”

Warga yang membuat tikar pandan itu tidak perlu khawatir tidak ada pembelinya .Karena sudah ada pengepul yang mendatangi rumah- rumah warga.Untuk melestarikan tradisi ini ,warga kemudian banyak yang memanfaatkan pandan duri di depan dan belakang rumah warga untuk menanam pandan duri . Selain itu pandan duri juga banyak dijumpai di pinggiran laut dan ladang.

“Biar tidak kehabisan bahan baku maka banyak yang menanam pandan duri sebagai bahan tikar ,” ujar nenek Jamilah yang sudah membuat tikar pandan sejak kecil itu. [tmi]


Kirim Komentar