Ratusan Mahasiswa Fisipol Pelajari Perkembangan Pers Indonesia

SHARE:  

Humas Unimal
Ratusan Mahasiswa Fisipol Pelajari Perkembangan Pers Indonesia. Foto: Faizul.

UNIMALNEWS | Bukit Indah - Ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Malikussaleh mengikuti kuliah umum yang bertemakan "Pers Indonesia: Di antara Media Sosial dan Kecerdasan Buatan", yang berlangsung di Aula Fisipol, Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe, Kamis (11/12/2025).

Kegiatan itu dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fisipol, Prof Suadi. Dalam sambutannya, Prof Suadi memulai dengan mengajak para peserta untuk melantunkan ayat suci Al-Quran Alfatihah untuk mengirimkan doa bagi para korban dan masyarakat yang mengalami musibah banjir.

Prof Suadi menyebutkan bahwa mahasiswa harus bijak dalam menyaring informasi, apalagi dalam situasi saat ini terhadap musibah banjir yang terjadi di Aceh.

"Kita harus pandai menyaring dan memahami berita, jika kita salah memahami ditakutkan informasi yang kita dapatkan menjadi bumerang sehingga kita salah merespon," terangnya.

Menurutnya, pers merupakan sarana dalam mendapatkan informasi yang koheren. "Tema kuliah hari ini cukup tepat karena dalam situasi saat ini kita harus pandai memilah dan memilih informasi agar tidak terjebak pada informasi hoax. Apalagi perkembangan media sosial yang mampu menawarkan informasi langsung dan cepat. Yang paling kita takutkan adanya informasi yang diproduksi melalui AI, tanpa ada etika jurnalistik sama sekali sehingga informasi yang kita peroleh tidak benar," jelasnya.

Kata Suadi, tidak jarang ada aktor-aktor yang memanfaatkan keadaan dalam memproduksi informasi untuk mencari keuntungan semata. "Maka jika ingin jadi bagian dari pers, ada kualifikasinya dan saya menilai pers sangat diperlukan dalam situasi seperti saat ini, karena lembaga pers dapat memberikan informasi dengan benar," tambah Prof Suadi.

Acara ini dimoderatori oleh Awaluddin Arifin MIkom, dosen Prodi Ilmu Komunikasi. Dalam jalannya acara, Awaluddin membuka pandangan peserta terkait perkembangan pers yang ada di eropa dan di Indonesia.

Narasumber pada kuliah umum ini diisi oleh Muhammad Syahrir, praktisi pers dan Sayuti, Kepala Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) wilayah Kota Lhokseumawe. Dalam materinya, Muhammad Syahrir menyampaikan bahwa pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi; mencari, memperoleh, mimiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi. 

"Penyampaikan informasi bisa dilakukan dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data grafik, melalui berbagai saluran yang tersedia, baik cetak maupun elektronik," ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa pers dilindungi oleh Undang-Undang. "Peran pers sesuai amanah undang-undang mencakup; memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi, menegakkan nilai-nilai demokrasi, mengembangkan pendapat umum secara tepat-benar dan akurat, menyajikan informasi yang akurat dan benar, melakukan pengawasan, kritik, koreksi, serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran," ujarnya.

"Pers di masa kolonial sebagai alat propaganda pemerintah kolonial, di masa kemerdekaan, pers sebagai alat perjuangan kemerdekaan, sementara di orde baru, pers sebagai alat kontrol pemerintah, dan di masa reformasi, pers sebagai alat pengawasan pemerintah," lanjutnya.

Muhammad Syahrir juga menyinggung perkembangan pers di era sekarang cukup kompleks karena terkepung media sosial. "Pers di era digital membuat cara kerja pers, baik dalam mengumpulkan data, mengolah dan mendistribusikan berita lebih variatif dan cepat," sebutnya.

Sementara itu, Sayuti menerangkan perkembangan pers di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. [fzl]


Berita Lainnya

Kirim Komentar