Melalui KKN Tematik Unimal, Geuchik Tambon Tunong Dukung BKKBN Tangani Stunting

SHARE:  

Humas Unimal
Kepala LPPM Unimal, Dr Muhammad Daud dan jajaranya menyerahkan cenderamata ke Geuchih Tambon Tunong Murdani dan Camat Dewantara, Nawafil Mahyudha SSTP. Foto: Bustami Ibrahim

 

UNIMALNEWS | Lhokseumawe - Isu stunting menjadi perhatian serius pemerintah nasional. Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kemiskinan dan pola asupan makanan yang tidak tepat. Akibatnya kemampuan kognitif anak tidak berkembang secara maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah. Kondisi keluarga seperti ini bisa terjebak dalam kemiskinan.

Itu sebabnya, Geuchik Gampong Tambon Tunong, Murdani turut ambil bagian mendukung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting.

Hal itu dibahas dalam rapat bersama Koordinator Dalduk BKKBN Perwakilan Aceh dengan LPPM Universitas Malikussaleh di  kantor PHLN, Jalan Irian no.7 Bukit Indah, Lhokseumawe, Selasa  (14/03/2023).

Geuchik Tambon Tunong, Murdani menyebutkan, tren penurunan angka stunting ini salah satunya terjadi di Desa Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Tahun ini ada 6 orang anak stunting di Gampong Tambon Tunong.

"Saya menemukan satu perspektif yang bagus disini. Satu sisi saya menemukan stunting meski tinggal 6 (anak) tapi bagus juga penurunannya. Sisi lain produktivitas pertanian juga bagus. Dua paradok yang menarik ini," katanya saat melakukan kunjungan rapat kerja membahas stunting di Universitas Malikussaleh.

Menurut Koordinator Dalduk BKKBN Perwakilan Aceh, Ir Nurzikra, pemerintah pusat dan provinsi bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mencegah stunting.

"Percepatan penurunan stunting, ini merupakan gerakan gotong royong dan memobilisasi kekuatan akar rumput. Fokusnya pada penguatan sistem pelayanan di kabupaten/kota hingga ke tingkat desa," sebut Ir Nurzikra Hayati.

Sementara itu Kepala LPPM, Dr Muhammad Daud MT menyatakan, tim LPPM berkontribusi melakukan konvergensi upaya penurunan stunting melalui sinkronisasi program dan kegiatan pemerintah pusat dan daerah dengan menurunkan mahasiswa KKN Tematik Peduli Stunting sejumlah 40 orang tahun ini ke Gampong Tambon Tunong.

Selanjutnya guna mendukung tugas berat BKKBN menurunkan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024, Deassy Siska MSc selaku PIC KOnsorsium Forum Rektor Indonesia dan BKKBN untuk penurunan angka stunting Aceh Utara menimpali, pendekatan strategis menurunkan stunting adalah melalui keluarga. Mahasiswa yang melaksanakan KKN Tematik peduli stunting selama 4 bulan harus bisa masuk dan berbaur dengan Tim Pendamping Keluarga di Gampong Tambon Tunong.

"Karena itu pelibatan organisasi PKK yang memiliki jaringan dari desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional, akan dapat membantu pemerintah secara masif dengan masuk dalam keluarga dalam upaya menurunkan stunting," tutur Deassy.

Satgas Stunting Kabupaten Aceh Utara, Anwar SE juga menyebutkan, Angka stunting di Provinsi Aceh berdasarkan hasil survey Nasional tercatat pada tahun 2021 sebesar 33,2 Persen turun menjadi 31,2 Persen pada tahun 2022.

Artinya Propinsi Aceh baru mampu menurunkan angka Stunting sebanyak 2 Persen dalam setahun. Khusus untuk kabupaten Aceh Utara menduduki ranking kedua Stunting bila dibandingkan dengan Kabupaten Kota lain di Provinsi Aceh. Sehingga perlunya pencegahan serta sosialisasi sampai ke pedesaan dengan melibatkan tenaga ahli gizi agar masyarakat berpola hidup sehat.

"Peran semua elemen masyarakat juga sangat diharapkan terutama kerja sama lintas sektoral seperti Dinas  Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG), Dinas Perikanan dan Kelautan serta unsur lainnya. Sehingga masalah Stunting di Kabupaten Aceh Utara yang memiliki Desa terbanyak bisa diminimalisir,” pungkasnya.[tmi]


Kirim Komentar