UNIMALNEWS | Bukit Indah - Universitas Malikussaleh adakan kuliah umum dengan tema “Tantangan dan Peluang Geopolitik Indonesia Menghadapi Persaingan USA dan RRT” di Aula Cut Mutia, Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe, Selasa (6/6/2023). Kuliah umum tersebut menghadirkan Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Purnawirawan, Dr Maltha dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen dan wakil dekan.
Rektor Universitas Malikussaleh yang diwakilkan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Hukum, Hadi Iskandar MH dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah umum yang hari ini dilaksanakan mengambil tema tentang geopolitik Indonesia.
“Tema yang diusung pada kuliah ini sangat menarik karena melihat tantangan dan peluang geopolitik Indonesia. Dan narasumber yang hadir di hadapan kita akan membuka cakrawala tentang geopolitik yang dihadapi tersebut,” terangnya.
Ia juga mengatakan Indonesia ini memiliki banyak pulau, terdapat keberagaman budaya, dan kondisi sosial-politik yang berbeda sehingga memiliki banyak tantangan ketika memahami arah politik Indonesia.
“Semoga dengan mengikuti kuliah umum ini, adik-adik mahasiswa dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan bagaimana geopolitik indonesia dalam menghadapi persaingan USA dan RRT” lanjutnya.
Kuliah umum ini dimoderatori oleh Bobby Rahman MSi, Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Komunikasi. Dalam mengarahkan jalannya acara, Bobby mengantarkan pembahasan dengan menjelaskan kondisi-kondisi geopolitik luar negeri dan kondisi di Indonesia.
“Kita dapat melihat kondisi politik dunia hari ini, juga telah mempengaruhi kondisi politik di Indonesia,” ucap Bobby.
Dr Maltha selaku narasumber dalam materinya menjelaskan tentang geopolitik, globalisasi, G7 dan BRICS. Menurutnya geopolitik merupakan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu.
“Geopolitik itu juga berkaitan dengan penyelenggaraan negara yang kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa,” terangnya.
Ia juga menceritakan mengenai paham geopolitik bangsa Indonesia yang diwujudkan dengan nama wawasan nusantara. Bangsa Indonesia menolak paham ekspansionisme dan paham rasialisme karena manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama.
“Hubungan internasional berpihak pada paham kebangsaan, menjalin kerja sama antar bangsa, saling menolong dan menguntungkan untuk mewujudkan kedamaian dan ketertiban dunia,” ucapnya.
Maltha juga melihat dan menyoroti tantangan geopolitik Indonesia. Menurutnya, posisi Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki tantangan geopolitik mulai dari natuna hingga separatisme. “Kondisi geografi Indonesia sangat kaya, bukan berarti tidak memiliki masalah geopolitik,” pungkasnya. [fzl]