UNIMALNEWS | Lhokseumawe – Sejumlah dosen Universitas Malikussaleh mengadakan pelatihan Asesmen Diagnostik Non Kognitif pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA di Kota Lhokseumawe, Rabu (20/9/2023).
Kegiatan ini bagian dari pengabdian yang dilakukan oleh Dosen Universitas Malikussaleh dan bekerja sama dengan mitra yakni MGMP IPA Kota Lhokseumawe yang diketuai oleh M. Sahrum MPd. Tujuannya sebagai pendukung implementasi kurikulum merdeka pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar lahirnya pembelajaran berdiferensiasi dengan melakukan asesmen diagnostik non kognitif dalam pembelajaran.
Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang guru MGMP IPA yang berlokasi di Aula SMP Negeri 1 Kota Lhokseumawe. Pengabdian ini diketuai oleh Dwi Iramadhani MPsi Psikolog dari Prodi Psikologi, dengan anggotanya Widi Astuti MPsi Psikolog, Zurratul Muna MPsi Psikolog, dan Safriana MPd dari Prodi Fisika.
Dwi Iramadhani dalam materi pelatihannya Asesmen Diagnostik Non-Kognitif mengatakan, pelatihan ini tumbuh dari sebuah "Oh Moment", yakni kondisi dimana guru baru mendapati akar permasalahan siswa setelah terjadinya sebuah permasalahan pada siswa tersebut. Oleh karena itu, materi yang diberikan diawali dengan mengajak guru-guru melihat kondisi-kondisi melalui studi kasus yang disebut “oh moment” pada siswa yang sebelum materi inti.
“Pelatihan ini juga untuk mengajarkan kepada guru-guru agar dapat mendiagnosis kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi psikologis awal siswa agar "Oh Moment" tidak terjadi lagi,” katanya.
Dwi menyebutkan, kegiatan ini berjalan dengan lancar dan disambut dengan baik oleh para guru MGMP IPA. Pada kesempatan ini guru-guru juga diberikan contoh-contoh bentuk asesmen diagnostik non kognitif dan juga diberikan kesempatan untuk membuat maupun mengembangkan sendiri bentuk asesmen-asesmen mereka.
M. Sahrum MPd selaku ketua MGMP IPA Kota Lhokseumawe berharap dengan kegiatan ini dapat memberikan gambaran kepada guru-guru betapa pentingnya memahami kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi dari setiap siswa yang ada di sekolah.
“Besar harapan kami melalui kegiatan ini dapat memberikan gambaran kepada guru-guru betapa pentingnya memahami kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi dari setiap siswa yang ada di sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif serta dapat mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka saat ini,” pungkasnya.[tmi]